Gotong royong telah lama menjadi pilar utama dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya gotong royong merupakan bagian penting dari identitas dan kehidupan masyarakat Indonesia. Gotong royong merupakan nilai budaya yang mengedepankan kerjasama dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat lokal, maupun bangsa secara keseluruhan. Nilai-nilai solidaritas, kerjasama, dan saling membantu telah mengakar kuat dalam budaya kita. Integrasi nasional adalah upaya untuk mempersatukan beragam suku, budaya, dan agama yang ada di Indonesia menjadi satu kesatuan yang kokoh. Budaya gotong royong dianggap sebagai salah satu pilar integrasi nasional karena dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat. Namun, di tengah arus perubahan sosial, teknologi, dan urbanisasi yang pesat, budaya gotong royong mulai terancam menghilang. Berbagai faktor seperti individualisme yang meningkat, perubahan gaya hidup, dan terpengaruhnya nilai-nilai Barat telah membawa dampak yang signifikan terhadap praktik gotong royong di masyarakat. Jika budaya gotong royong terus tergerus atau dilemahkan, hal ini dapat berdampak negatif pada integrasi nasional. Perbedaan-perbedaan sosial, ekonomi, dan politik yang ada di Indonesia bisa semakin melebar dan memicu konflik antarkelompok atau antarwilayah.
Salah satu fenomena ancaman budaya gotong royong pada integrasi nasional yang terjadi di lapangan adalah penurunan partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong. Hal ini dapat terlihat dari berbagai faktor, seperti rendahnya jumlah partisipasi dalam kegiatan membersihkan lingkungan, memperbaiki infrastruktur desa, atau membantu sesama dalam keadaan darurat. Penurunan partisipasi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
KEMBALI KE ARTIKEL