Di sebuah sekolah sederhana di pelosok negeri, suara tawa anak-anak terdengar riuh di antara papan tulis yang sudah mulai usang. Di depan kelas, seorang guru tengah menjelaskan materi dengan penuh semangat. Guru tersebut adalah Ibu Lina, seorang guru honorer yang telah mengabdi selama lebih dari satu dekade. Meski menerima gaji hanya Rp700.000 per bulan, ia tetap setia mengajar.
KEMBALI KE ARTIKEL