Terkadang ada keinginan untuk menengok dan bercerita lagi dengan Kompasiana melalui sekumpulan kata-kata, tapi apalah saya ini. Tulisan saya tidak lebih dari sebuah coret-coretan tak berarti, 'amatir' katanya. Tapi tidak apa-apa kalau ada yang menganggap demikian, saya cukup lebarkan senyum sambil berkata "masih belajar, mohon bimbingannya suhu". Hahay.
Sejujurnya, keinginan saya tidak muluk-muluk kok, cuma ingin terus bisa survive dalam dunia tulis-menulis, bisa berkembang, kalau bisa suatu hari nanti jadi penulis cerita fiksi yang karyanya bisa diangkat ke layar lebar karena menginspirasi banyak orang (Maaf, yang barusan tadi saya lagi mimpi loh! Jadi, abaikan saja ya).
Kalau flashback ke tahun-tahun sebelumnya dan melihat-lihat kembali tulisan saya yang sudah dipublish terdahulu, rasanya terselip rasa haru dan bertanya-tanya, "Kok bisa ya saya nulis kaya gitu?". Kadang saya jadi suka menertawakan diri sendiri dan kadang mencurigai diri sendiri, jangan-jangan waktu itu saya lagi kesurupan setan galau. Konon katanya, menulis bagi wanita itu lebih mudah mengalir pada saat sedang galau. (Entah salah atau benar, sepertinya hanya mitos, jadi sekali lagi"abaikan saja").
Setelah melihat-lihat tulisan lain di Aktivitas Dashboard, ternyata banyak sekali perubahannya. Tulisan-tulisan mereka benar-benar bagus, berbobot dan bermakna. Tapi, pas dilihat penulisnya juga ternyata bukan orang-orang sembarangan. Benar-benar deh untuk kali ini saya tidak ada apa-apanya. Tulisan mereka kebanyakan masuk Headline dan menjadi HL. Wow! Saya mesti banyak belajar dari mereka sepertinya.
Menjadi tekun dan terus menerus "berlatih" menulis sepertinya menjadi inti jawaban dari segala kerinduan saya dengan Kompasiana. Entah bagaimanapun caranya, saya menjadi termotivasi untuk bisa terus survive dalam dunia tulis-menulis. Memang tidak gampang, tapi akan dan harus segera terus diusahakan.
Salam Konstruktif