Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Analisa Strategi Debat Ketiga Calon Presiden

8 Januari 2024   06:02 Diperbarui: 8 Januari 2024   08:37 204 2
ANALISA STRATEGI DEBAT KETIGA CALON PRESIDEN.

Pengertian Debat -- pertukaran pendapat-adu gagasan-ide,mempertahankan argumentasi serta  menghadirkan solusi.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akrab dengan aktivitas debat, apalagi diera disrupsi ini semua terbuka lebar, kemajuan teknologi membuka kemudahan bagi aktivitas, interaksi masyarkat sehingga pola hubungan masyarakat semakin aktif, intens membuka dinamika sosial politil kian dinamis memungkinkan terbukanya ruang perdebatan ala warung kopi, debat formal, televisi, dan sosial media di gawai kita.

Yang paling menyita perhatian publik Indonesia debat antar calon presiden/wakilnya, terlihat antara pendukung capres saling serang untuk membela capres walau mereka sekadar ikut-ikutan (Efek bandwagon)

Pada sesi debat ketiga tadi malam, materi debat persoalan pertahanan-diplomasi dan geopolitik.

Dari ketiga calon presiden masing-masing memaparkan gagasan-ide bahkan mereka mengklaim mampu menjadi decition makers dan problem solving.

Persoalan pertahanan negara sangat sakral harus terjaga kerahasiaanya, karena berkaitan langsung dengan persoalan keamanan negara dan kedaulatan negara.

Kedaulatan dan keamanan suatu negara adalah skala prioritas bagi semua negara, dalan menjaga kedaulatan negaranya, masing-masing negara- menjalin hubungan bilateral dan multilateral simbiosis mutual sebagai posisi tawar dalam mengamankan kepentingan masing-masing baik terkait geostrategi,geopolitik serta geoekonomi.

Mari kita memasuki pembahasan inti debat capres tadi malam, tapi sebelumnya saya disclaimer terlebih dahulu tulisan ini akan menganalisis strategi debat yang digunakan oleh ketiga calon presiden.

Strategi debat "Anis Baswedan" menggunakan strategi Yakusa dengan pola- model strategi name calling strategi ini terlebih dahulu membentuk stigma buruk terhadap citra lawan debat, pada sesi pertanyaan pertama Anis benar-benar menunjukan diri sebagai seorang debater handal sebagai mantan aktivos, pada sesi pertama Anis menyerang psycologi Prabowo Subiyanto setidaknya tigal hal tentang : etika-asset dan alustista bekas, "name calling" berhasil memancing emosi PS dan kehilangan momentum rasionalitas.

Jika lawan debat sudah terpancing emosinya, maka sulit menampilkan argumen terbaik baik dalam menjawab pertanyaan maupun mengcounter argumen lawan seperti menampilkan data statistik sebagai fakta tapi pada debat tadi malam benar-benar PS  kehilangan argumen terbaiknya padahal judul materi debat semalam sangat terkait erat dengan tipoksi PS sebagai menteri pertahanan, dalam hal ini Anis berhasil membuat PS terlihat tidak kompeten.

Strategi Debat PS Menampilkan pola-model Delibratif.

Melihat dari latar belakang PS lahir dari keluarga ekonom (aristokrasi) dan pendidikan militer perpaduan antara kedua karakter ini sangat mempengaruhi behavioral PS yang kerap tampil formal delibratif berbeda dengan latar belakang Anis dan Ganjar pernah bergelut dalam organisasi aktivis.

Sebagai mantan pentinggi militer tunduk pada jiwa korsa yang kaku, beliau tidak terlatif menjadi seorang debater, hal ini tampak pada cara PS menyusun argumen dan menjawab pertanyaan dari lawan debatnya seperti pertanyaan Anis Baswedan yang menyerang Atribut pribadinya seperti kepemilikan assetnya dan kebijakanya sebagai menteri pertahanan yang mengimpor alusista pesawat bekas, untuk mengcounter attek PS memberi jawaban yang normatif dan substansi sealakadarnya karena telah kehilangan momentum karena terpancing emosinya.

Meski terpancing emosinya namun PS masih bisa menahan diri enggan berbicara tentang data pertahanan karena berbicara pertahanan negara berbeda dengan kebijakan sektor lainya yang menuntut adanya tranparansi dan soal pertahanan negara bersifat khusus harus terjaga kerahasiaanya, hal ini dikatakan berulang kali Pak PS mengatakan data Anis dan mas Ganjar keliru dan pak PS mengajak ngopi bareng keduanya membicarakan data pertahanan sebenarnya dari argumen PS kita bisa menangkap pesan sebagai kode bila berbicara pertahanan negara demi menjaga kerahasiaanya tidak boleh bersifat publik harus bersifat khusus karena menyangkut keamanan dan kedaulatan negara

Strategi debat Ganjar Pranowo pola-model Defensif.

Dalam debat ketiga ini secara taktis debat Mas Ganjar meski menerapkan model defensif namun berhasil mengambil keuntungan dibalik saling menyudutkan antara Anis dan PS, terlihat pada perbadingan respon  positif dan negatif publik dimana GP mendapatkan respon positif cukup tinggi dan negatif paling rendah dibanding Anis dan PS.

Secara komunikasi publik (publik speaking) GP dinilai para pengamat fan publik menguasai materi, berbicara substansi berbasis data-fakta, ketika menjawab pertanyaan yang ajukan oleh anis dan PS Ganjar menjawan secara sistematis tepat dan lugas sesuai konteks walau sesekali terlihat GP geram ketika mendapat counter atau sanggahan PS terkait data yg keliru tapi GP masih merespon dalam koridor debat yang egaliter-fratanite sebagai calon tauladan dan negarawan yang selalu mengedepankan etika dalam debat dan berdiskusi.

Jadi, dalam debat ketiga tadi malam dalam penilaian tingkat respon positif dan negatif dari publik, maka tingkat perbadingan antara lain :

Anis Baswedan : mendapat respon positif cukup tinggi sedangkan negatif sedang.

Parabowo Subiyanto : mendapatkan respon positif cukup tinggi sedangkan negatif sedang.

Sedangkan Ganjar Pranowo :  mendapatkan respon positif dari publik paling tinggi dan tingkat negatif paling rendah.

Putra-Tente.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun