Isu calon anggota Dewan mantan narapidana kasus korupsi yang digunakan Joko Widodo untuk 'menembak' Prabowo Subianto pada saat debat capres 17 Januari 2019 lalu dinilai tidak ampuh. Bahkan bisa menjadi boomerang alias senjata makan tuan.
Pada saat debat tersebut, Jokowi memang mempertanyakan bagaimana penjelasan Prabowo soal Gerindra yang termasuk paling banyak mengajukan calon anggota DPRD dengan latar belakang narapidana kasus korupsi. Data tersebut diungkap Jokowi dengan mengutip publikasi yang pernah dirilis ICW. "Bagaimana Bapak menjelaskan ini," tanya Jokowi kepada Prabowo, yang merupakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut.
Namun seperti disebutkan di atas, pertanyaan ini tidak begitu menohok. Karena selain juga mendukung caleg eks napi korupsi ikut berkontetasi di Pemilu 2019, partai pendukung Jokowi juga banyak yang mengajukannya. Bahkan berdasarkan data KPU, caleg Golkar yang merupakan pendukung Jokowi, paling banyak mengajukan caleg mantan korupsi. Mencapai 8 caleg.
Meski demikian, secara keseluruhan, jumlahnya sama. Baik partai pendukung Jokowi dan Prabowo, sama-sama mengusung 19 caleg mantan napi korupsi. Yaitu untuk partai pendukung Prabowo adalah Gerindra 6 caleg, Demokrat 4 caleg, Berkarya 4 caleg, PAN 4 caleg, dan PKS 1 caleg. Sementara partai pendukung Jokowi, Golkar 8 caleg, Hanura 5 caleg, PKPI 2 caleg, Perindo 2 caleg, PDIP dan PBB masing-masing 1 caleg.
Sementara bisa menjadi boomerang kalau diungkap data kader partai secara keseluruhan yang pernah ditangkap KPK dan kasus-kasus yang terbaru. Seperti dilansir detik.com edisi 1 Oktober 2017, daftar parpol dengan kader terbanyak diciduk KPK sepanjang tahun 2014-2017 adalah Golkar teratas. Berurutan setelah partai beringin tersebut adalah PDIP, Demokrat, PAN, PPP, Nasdem, Hanura, Gerindra, PKS, dan PKB.Â