Lima hari lagi, Story akan ultah. Udah gue duga, Story pasti ngundang gue di acara ultahnya. Nggak heran sih, jika gue selalu dapat undangan dari Story, siapa yang nggak kenal gue? Ariel, cowok keren se-komplek Jabodetabek. Tadinya sih gitu, paling keren. Tapi sejak ada Afgan, gue jadi kesaingan. Tapi, gue nggak takut? Mereka nggak buta, gue paling keren di sini. Tapi, bukan soal tampang yang gue pikirin. Gue nggak mau kalah saat performent sama Afgan di ultah Story. Pokoknya gue harus the best. Selama gue masih hidup di komplek ini, nggak ada orang yang boleh menyaingi gue, terutama soal tampang. Tapi, kadang gue kepikiran, kalau gue amit-amiti Afgan kece juga. Hmm..ini bahaya!
" Hai, kamu Ariel conterpan, ya?" tanya Afgan saat kami berpapasan di komplek. Stres nih anak, nyebutin band gue seenak hidungnya aja.
"Iya, Gue Ariel. Tapi bukan Ariel conterpan. Kenalkan.!" gue mengulurkan tangan
" Ariel Muterpan!" ujar gue ketus saat kami telah bersalaman
" Apa?!"
" Ariel Muterpan! Budek!" teriak gue
" Oh, gue Afgan!" ujarnya teriak juga.
" Muterpan, itu nama band ?" tanya Afgan masih berteriak
" Bukan!" teriak gue
" Apa?"
" Grup tukang pijit!!" ujar gue sambil nyelonong pergi