Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

"Diary Kepergianku"

21 Januari 2010   02:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 95 0
Setiap Muharram aku selalu teringat, begitu pula Muharram kali ini, saat jalan-jalan setapak ini mulai basah dijatuhi ribuan jarum lembut dari langit. Mungkin pekan-pekan ini langit terlalu cengeng, sehingga terlihat terus-menerus menangis yang berakibat menyisakan setumpuk pakaian kotor diember biruku. Muharram tahun keempat sejak mengenalmu masih seperti tahun-tahun yang sudah lalu, bagaikan ritual gerimis sepanjang tahun. Hujan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun