Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Membangun Kota Solo yang Bervisi Kebudayaan

7 Desember 2014   02:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:53 161 2



Sabtu, 6 Desember 2014, di Balai Soejatmoko ( Bentara Budaya Solo ) Jl. Slamet Riyadi 284. Seminar dihadiri sekitar 200 stageholder Kota Solo, dari Pemkot,Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara, LSM, Pelaku Budaya , Sesepuh Kota Solo, Mahasiswa/wi, Warga Peduli Solo, Dll.


Pukul 09.30 acara seminar dimulai.
Sedangkan Para Pembicara Seminar:
1. FX Hadi Rudyatmo, Walikota Surakarta.
2. Prof Sri Edi Swasono, guru besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.
3. Prof Sardono W Kusumo, guru besar Institut Kesenian Jakarta.
4. Bimo Hernowo ST,MEng, PGD, member of European Architectural Historian Network.


Seminar ini didorong oleh terjadinya " Kehidupan Modern yang Hedonistik " dan perkembangan yang tak terkendali, Kota Solo akan dikhawatirkan akan tumbuh menjadi kota metropolis, yaitu kota besar yang serba moderen. Ini kecenderungan yang juga dialami oleh kota-kota lainnya. Di tanah air ini apabila tidak ada komitmen dari penentu kebijakan ,Kota Solo akan kehilangan keunikan dan jati dirinya sebagai kota heritage, yang akir-akir ini telah dikukuhkan sebagai " Kota Pusaka Dunia ".


Selain itu juga akan terjadinya  kekawatiran aset-aset ekonomi yang penting di Kota Solo berada dalam penguasaan kelompok tertentu saja. Ini mengingatkan kita akan naluri dasar mereka para"Binatang Ekonomi", yang tak perduli pada aspek di luar kepentingan ekonomi, mereka binatang ekonomi yang tidak mengetahui aspek kebudayaan ,kesejarahan ,dan nasionalisme yang jadi memori psikologis kolektif warga kota.


Disamping seminar "Membangun Kota Solo yang Bervisi Kebudayaan (*Benteng Vastenburg Mau Dibawa ke Mana? )", forum kerja sama antara Balai Soejatmoko Solo dan Pemerintah Kota Surakarta, ini juga mengetengahkan Pameran Denah Benteng-Benteng di Negeri Belanda sebagai komparasi dalam perlakuan dan pengelolaan bekas benteng masa kolonial.


Dalam seminar inipun menjadikan ajang diskusi
A. Untuk bertukar pendapat tentang penegasan pentingnya keberadaan Benteng Vastenburg dengan komparasi benteng-benteng yang berada di negeri Belanda.
B. Mengurai benang kusut Ketidak pahaman tentang pemanfaatan Benteng Vastenburg.
C. Penegasan pentingnya posisi Pemkot Surakarta dan masyarakat dalam pengelolaan aset-aset bangunan bersejarah di Kota Solo sebagai komitmen pemeliharaan atas karakter kota.
D. Usaha menjaga kesadaran kota sebagai habitat yang layak dan proporsional dalam menghadapi pergeseran yang drastis atas karakter Kota Solo, dari kota yang unik menjadi kota yang cenderung metropolis.


Sedangkan dalam diskusi dan pameran ini akan dapat diartikan :
1. Memberikan poin-poin penting yang bisa dijadikan referensi dan rekomendasi  kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dalam hal ini Pemerintah , baik Pusat maupun Pemkot Surakarta, pemangku kepentingan , kalangan akademisi serta warga masyarakat.
2. Memberikan landasan yang jelas dan kongkrit terhadap arah kebijakan pembangunan dan penataan Kota Solo kedepan. Terutama tinjauan dari visi kebudayaan , dengan memperhatikan keberadaan Kota Solo sebagai Kota Budaya yang juga Kota Pusaka Dunia.
3. Memberi landasan yang jelas dan kongkrit terhadap arah kebijakan pembangunan dan penataan Kota Solo ke depan. Terutama tinjauan dari aspek ekonomi dan usaha , dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi berbasis budaya/kreativitas di masyarakat setempat.
4. Memberikan landasan atau referensi yang lebih argumentatif ,komprehensif dan konseptual dalam pemanfaatan ulang terhadap peninggalan-peninggalan
Heritage ,seperti pada kasus Benteng Vastenburg. Ini, antara lain bisa diperoleh dari perbandingan melalui sistem pengelolaan terhadap benteng-benteng yang ada di Negeri Belanda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun