Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Nasib Buruh Setelah di PHK

1 November 2013   16:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:43 1461 3
Dering tanda SMS masuk berbunyi di HP Nexian jadul saya hari Minggu lalu, isi-nya beberapa teman akan berkumpul di rumah  makan milik M jam 8 pagi ini untuk sekedar sarapan dan ngopi bareng. Setelah mengantar ke TK anak bungsu saya, saya langsung meluncur ke rumah makan milik M. Disana, beberapa orang teman saya korban PHK dan yang resign dari perusahaan tempat saya bekerja dulu telah berkumpul. Saya sendiri resign dari perusahaan tersebut 3 tahun yang lalu.

Sambil ngopi dan makan roti bakar, kami ngobrol ngalor-ngidul, saling mencuri ilmu dan sesekali membicarakan nasib teman-teman yang masih bekerja di perusahaan lama. Konon, kondisi perusahaan sedang kolaps, kemungkinan besar akhir tahun ini akan ditutup, karena target perusahaan berbanding pengeluaran, masih lebih besar pengeluaran. Perusahaan tidak akan melakukan PHK, karena dengan PHK maka perusahaan harus mengeluarkan dana yang besar untuk pesangon. Perusahaan akan menggunakan tatik memindahkan karyawan ke grup perusahaan di luar kota/pulau. Dengan begitu tentunya akan banyak karyawan yang menolak dipindahkan pada akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan.

Jam 10.15 kami menyudahi ngumpul bareng tersebut, saya harus menjemput anak saya, sementara teman-teman yang lain akan melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Di perjalanan menuju TK anak saya, perjalanan terhambat karena jalan disesaki ribuan motor buruh yang sedang menuju kantor Gubernur. Mudah-mudahan aspirasi mereka dikabulkan pemerintah dan perusahaan yang memperkerjakan mereka tidak tutup karena tidak kuat membayar upah. Tapi jika harus kena PHK karena pabrik tutup mudah-mudahan kisah saya dan teman-teman ngumpul saya di bawah ini bisa menjadi inspirasi.

Saya resign pada tahun 2010, cerita selanjutnya dapat dibaca di http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/06/01/modal-10-juta-pendapatan-55-jutabulan-369516.html , tapi pada tahun 2013 ini tentunya pendapatan saya lebih besar dari cerita saya tahun 2011 lalu, karena jenis usaha saya bertambah.

M: Resign, kini membuka restoran jus dan es krim di depan kampus swasta. Setelah berwirausaha untung bersih 10-15 jt per bulan dapat diraih. Karena untung dari menjual makanan adalah 100-150% dari modal. Dahulu hanya karyawan, saat ini sudah memiliki beberapa karyawan.

S: PHK 4 tahun yang lalu. Uang pesangon yang dia terima dijadikan uang muka untuk membeli mobil minibus untuk disewakan. Setelah 4 thn kini Bpk. S memiliki 4 mobil keluaran tahun 2011-2013.

W: Resign, dengan motor bebek tuanya memulai usaha menjual minuman ringan ke Toko dan Warung di sekitar rumahnya. Minuman ringan W peroleh dari Grosir besar dengan sistem ambil dulu bayar setelah barang laku. Ini dikarenakan W tidak memiliki modal uang untuk memulai usaha. Agar mendapatkan sistem tersebut W awalnya harus menyimpan BPKB motor di Toko Grosir tersebut. Saat ini W telah memiliki Minibus keluaran tahun 2013 untuk mengantar minuman ringan ke pelanggannya.

A: Resign. Dengan hobinya jalan-jalan ke modern market dia dapat melihat bahwa terkadang harga produk di modern market ternyata jauh lebih murah dari traditional market. A melihat kesempatan tersebut. A membeli produk di modern market kemudian menjualnya di traditional market. Untung 200 s.d 300 ribu per hari dia dapatkan dari kegiatan ini.

Y: PHK. Uang pesangon dan jamsostek yang dia dapatkan (Rp. 26 jutaan) dia pergunakan untuk pergi ke luar Jawa dan memulai bisnis batu-bara. Setelah 2 tahun berbisnis batu-bara di luar jawa, Y kembali ke pulau Jawa. Kini Y memiliki usaha renta mobil di Jakarta dan memiliki 5 unit mobil tahun 2012-2013.

E: Resign. Dengan tabungan Jamsostek dan uang tali asih dari perusahaan sebesar Rp. 16 juta E, nekat menjadikan uang tersebut untuk uang muka mobil pick up. Usaha yang E  jalani adalah menjual alat-alat teknik dan material bangunan kecil seperti Obeng, kunci pintu, kran,cat dll ke toko-toko bangunan di luar kota. E, mendapatkan barang dari toko material besar di Ibu Kota Propinsi. Modal awal untuk mendapatkan barang hanya beberapa juta saja.Karena E sering berbelanja di toko tersebut, akhirya pemilik toko memberikan kredit (berupa barang) senilai 100 jta untuk E jual ke luar kota.

Demikian nasib saya dan teman-teman, mantan buruh yang kini berwirausaha di berbagai bidang. Ternyata untuk merubah nasib kami para mantan buruh bukan oleh demontrasi, tetapi dengan keinginan kuat dari dalam diri kami sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun