Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Omong Soal Pemuda Bersama Mang Deni (1)

18 Januari 2011   21:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 128 0
Saya ingin ceritakan pertemuan saya dengan Deni. Saya memanggilnya Mang Deni, sama seperti umumnya orang saling memanggil di kampung kami, sekaligus panggilan di lingkungan DPD KNPI Majalengka. Mang Deni ini adalah pemilik kafe Waroeng Negla, tempat mangkalnya anak-anak muda. Ia ingin warung kopinya berkah, seperti juga beberapa rumah makan miliknya yang ada di kota yang berjuluk kota angin ini.

Pertemuan itu diawali dengan kutipan Mang Deni dari Soekarno, presiden pertama kita yang flamboyan itu, yang hormat pada kemampuan pemuda yang dianggapnya mampu melakukan perubahan. "Beri aku sepuluh Pemuda, maka aku akan sanggup memindahkan gunung!", katanya. Pemuda yang punya pikiran, otak waras, tenaga muda, darah muda. Didalamnya terkandung kesegaran atas ide, citra, visi sekaligus misi hidup. Potret pemuda yang punya idealisme.

"Negeri ini juga dibangun oleh pemuda, jangan salah!". Mang Deni fasih juga mengurai soal penculikan Rengasdengklok atas inisiatif pemuda. Jauh sebelum itu ada peristiwa 1928, awal mula nama Indonesia dipakai bersama atas keberanian tak terkira dari pemuda. Tulang punggung negara!

Terus terang saya agak tercenung dengan obrolan ini. Mang Deni yang terkesan borju ini enteng benar omong soal kepemudaan yang mungkin konsepnya sudah menjadi teksbook semua orang ini. Tentu, masih banyak yang bisa piawai omong soal ini di tempat lain, mungkin dengan lebih menggebu. Lebih bersemangat (d).

Menjelang musyawarah kabupaten (Muskab) KNPI Majalengka, suara seperti ini terasa langka. KNPI menjadi ajang rebutan golongan bahkan partai. Pikiran dan cita-cita luhur sekaligus mimpi kaum muda, sayang kalau terkooptasi oleh golongan atau bahkan partai.

Obrolan saya dengan Mang Deni yang pintar masak ini belum berakhir.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun