Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Senja Itu

16 Oktober 2011   14:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:53 53 0
Saat aku menghembuskan nafas kekecewaan,

kau belai dengan lembut tanganmu hingga ku terdiam damai,

Saat ku tengadahkan wajahku dengan penuh amarah,

Kau elus pipiku hingga membuatku tersipu

Saat ku menangis dalam kesedihan

Kau usap hidung mungilku hingga ku rasakan bahagia itu

Namun,

Sebungkah asaku menghilang, dan gurat diwajahku semakin terlukis jelas

Dan kutak mampu lewati getirnya rasa itu

Tergambar jelas kenangan dikala senja

di antara rimbun bambu kuning,

Dan kala daun kering singgah di pundakku

semakin kurasakan perih yang menusuk, merejam, meremas uluku

Senja yang temaram

tapakmu semakin menghilang, hanya dengkuran burung malam,

Menyiarkan ratapan penuh kerinduan

Dan guratan guratan diwajahku

menghiasi pipiku yang lentur tak berdaya,

dan ku tergolek diam menatap awan gelap yang semakin menutup purnamaku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun