Kan kupajang penghianatan itu seperti wallpaper pada hape ku.. Dengan begitu aku akan bisa
membingkai kecewa sampai sebosanku melihatnya... Kan kupajang penghianatan itu
seperti jalanan yang kulihat saat aku berkendara.. Dengan begitu aku akan bisa terus fokus memandanginya sampai lelah ku tuju... Kan kupajang penghianatan itu seperti tulisan-tulisan guruku pada papan hitam berkapur putih.. Agar ikhlas kutulis semua dalam catatan hingga lebih paham kurasa meskipun dalam keterpaksaan... Kan kupajang penghianatan itu seperti OVJ di layar televisi ku... Hingga nanti kan ku kembangkan tawa di bibirku meskipun berulangkali kusaksikannya terjadi lagi dan lagi... Dan akhirnya, kan kupajang penghianatan itu seperti debu-debu kotor di jendelaku.. Agar aku mudah menghilangkan kotornya tanpa membekas meski entah berapa cepat atau lambat debu-debu kotor itu akan datang lagi...
KEMBALI KE ARTIKEL