Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

[Opini] Anak Intern bukan SDM Naif yang Pantas Diperdaya dengan Cuma-Cuma

22 Juli 2023   21:32 Diperbarui: 22 Juli 2023   21:43 250 0
Sebagai seseorang fresh graduate, tentunya saya pernah berada dalam beberapa proses seleksi kerja intern.

Sebagai lulusan baru, saya tahu betul di mana posisi saya. Maka dapat dikatakan, intern atau magang adalah solusi terbaik untuk memulai awal karir.

Namun, dalam beberapa kali kesempatan interview yang saya hadiri untuk 'anak intern' kerap dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak.

Kenapa saya beropini kalau kami (anak intern) kerap dipandang sebelah mata? Yuk kita bahas bersama di bawah ini, dan Anda boleh setuju boleh juga tidak. Karena ini hanyalah opini dari kacamata saya. Dan saya cukup paham kalau setiap kacamata tentu memiliki pengelihatan warna yang berbeda-beda.

Definisi anak intern di mata saya (based on experience)

Anak intern atau anak magang menurut saya adalah seseorang yang tanpa pengalaman atau sedikit pengalaman kerja yang kemudian mencoba peruntungan untuk belajar dan berkembang, baik dari segi soft skill maupun hard skill dalam sebuah perusahaan.

Namun, tidak bisa dielakkan bahwa sebagai intern, beberapa orang juga menjadikan ini sebagai tempat awal mencari uang. Paling tidak untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri.

Kalau saya melihat dari beberapa pengalaman saya sebagai anak intern, hal-hal yang dikerjakan oleh seorang anak intern cukup layak untuk mendapatkan upah yang bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri.

Karena sebagai intern, saya bukan yang bekerja sekedar memesankan kopi atau melakukan fotocopy dokumen atasan sebagaimana yang sering beredar dalam FYP social media.

Berdasarkan jobdesc, beberapa pekerjaan yang akan atau telah saya kerjakan sebagai anak intern, cukup dapat dikatakan masih sesuai dengan line posisi yang saya lamar. Hingga saya merasa bahwa sebagai intern, seseorang juga layak mendapatkan upah yang sepadan dengan responsibility yang diberikan.

Memang berapa sih upahnya anak intern?

Nah, memang berapa upah untuk anak intern? Mengutip dari laman Kompascom, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi menjelaskan bahwa ketentuan magang diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2020.  

Di dalam Permenaker nomor 6 tersebut memang tidak diatur tentang besaran gaji bagi peserta magang, akan tetapi diatur tentang uang saku.

Menurut Kemenaker, peserta magang mempunyai hak untuk memperoleh uang saku. Meskipun besaran uang saku peserta magang tidak ditentukan dalam Permenaker, tetapi ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan di antaranya adalah biaya transportasi, uang makan, dan insentif.

Namun pada praktiknya, di sebagian besar perusahaan yang beberapa kali saya hadiri sesi interview-nya, memberikan penawaran upah atau yang mereka sebut sebagai 'uang saku' di bawah batas sewajarnya.

Bahkan tak jarang ada perusahaan yang hanya menawarkan 'pengalaman kerja' sebagai bayarannya.

Padahal jika dilihat dari beberapa hal pertimbangan yang disebutkan Kemenaker mengenai besaran upah atau uang saku, seharusnya anak magang bisa dilihat sebagai manusia yang butuh uang penunjang dalam menjalankan pekerjaannya.

Berdasarkan pengalaman saya, di beberapa interview kerja intern yang pernah saya hadiri memberikan penawaran uang saku yang cukup beragam, di antaranya dari yang sebesar 300 ribu/bulan hingga 1.5 juta/bulan dengan sistem kerja hybrid hingga full WFO.

Yang jika boleh saya bandingkan dengan upah anak intern saat saya mengikuti program magang Kampus Merdeka sebesar 2 juta/bulan dengan sistem kerja full WFH.

Jika melihat perbandingan tersebut, mungkin teman-teman pembaca bisa melihat sendiri bahwa adanya ketimpangan dalam memandang seorang anak magang atau intern ini.

Namun perlu juga saya sampaikan bahwa tidak semua perusahaan melihat posisi intern sebagai pemain yang kerdil. Setelah perjalanan saya tersebut, pada akhirnya saya berjodoh dengan satu perusahaan yang melihat anak intern sebagai manusia yang perlu disejahterakan.

Meskipun bisa dibilang, penawaran ini adalah 1:1000 yang mungkin sukar didapatkan kalau tidak benar-benar bersabar. Di perusahaan ini, sebagai intern mendapatkan penawaran upah sebesar 4 juta/bulan dengan sistem kerja hybrid, yang mana dapat dikatakan cukup layak dan sepadan dengan responsibility yang diberikan.

Loh, tujuan intern itu untuk belajar bukan mencari uang!

Saya setuju, jika ada yang bilang tujuan seseorang mengikuti program magang itu seharusnya untuk belajar dan mencari pengalaman. Bahkan saya sendiri menjadikan magang sebagai portofolio yang nantinya bisa saya jajakan di kemudian hari ketika saya hendak melamar sebuah pekerjaan dengan posisi di atasnya.

Namun sebagaimana judul artikel ini, anak intern atau pemagang bukanlah SDM naif yang pantas diperdaya dengan cuma-cuma. Sebagai anak intern, saya paham di mana posisinya, namun bukankah sangat menyenangkan bila apa yang kita kerjakan dihargai dengan semestinya? Karena meskipun hanya sebatas magang saja, saya percaya anak intern juga berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.

Referensi:
https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/19/190000065/apakah-anak-magang-digaji-ini-aturan-yang-harus-diketahui-internship?page=all&_gl=1*m4sbp8*_ga*YW1wLUV0QXVnYzIxc1pHbzB0cW5aUXhaOTZ3MjZEa3VBNklRdHZsSTM3eFF0MkJmbDRSdGprV2JxWUVsTWNNYVlFV0s.*_ga_77DJNQ0227*MTY5MDAyNjEwOS4xLjEuMTY5MDAyNjExMy4wLjAuMA..#page2

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun