Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bapakku Idolaku

20 Desember 2013   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 29 0
19 Desember 2003 Pada waktu itu aku belum punya handphone, kalaupun punya tak akan dibawa ke kelas waktu mengajar Dipanggil dari kelas untuk menerima telephone di jam pertama, tumben, katanya ada yang penting Telephone dari Wates, adikku berkata via telephone kantor sekolah "Mas, bapak" katanya adikku "Ya ? Kenapa ?" komentarku "Bapak ga ada" lanjut adikku "Ga ada gimana ?" tanyaku. Terdengar adikku menangis "Bapak wis kapundhut" jawabnya kemudian "Oh.... Oke, aku bali" lanjutku. Telephone kututup Lemes dan duduk lama di ruang kepala sekolah Sekarang 19 Desember 2013, tepat 10 tahun yang lalu Memory yang tak akan pernah terlupakan Rasa dan nuansa-nya masih bisa diingat benar RIP Bapakku, idola-ku

Dari pandangan yang berbeda, dari anak-anakku kepada kakeknya, memiliki nuansa lain :

Adanya peringatan 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun sampai dengan 1000 harinya di luar hari raya Natal dan Lebaran, membuat pengalaman anak naik kendaraan semakin banyak frekuensi baik pengalaman naik bus maupun kereta api untuk

Kesan kehangatan antara cucu dengan kakeknya ditunjukkan dengan sambutan dan peluk dan cium yang masih bisa dirasakan  kegelian karena janggut simbah yang dicukur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun