Di pertigaan Jalan Setiabudi dan Ngesrep di depan gerbang kampus Universitas Diponegoro (UNDIP) Tembalang Semarang, terdapat sebuah patung besar sebagai penanda arah masuk kampus. Mahasiswa UNDIP, masyarakat Semarang, tukang ojek, sopir dan kernet angkutan umum semua mengenal patung tersebut sebagai Patung Kuda. Padahal sebenarnya itu patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda Turangga Seta.
Kita jangan pernah melupakan ungkapan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Sebagai generasi sekarang mbok yao kita belajar menghormati dan menghargai nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro, salah satunya dengan memberi sebutan yang benar pada patungnya. Tolong juga hargai pematungnya yang sudah susah-susah membuatnya. Tentu beliau tidak pernah membayangkan patung hasil karyanya dijuluki tidak sebagaimana yang dimaksudkan. Belum terlambat untuk memulai. Bagaimana masyarakat Semarang? Sepakat?