Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Banjir Melanda Kota Pekalongan di Awal Tahun2015

4 Januari 2015   16:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 112 0
Hujan deras  sekitar pukul 17.00 hingga 18.00, pada Jumat, 2 Januari 2015, yang mengguyur kota Pekalongan, menyebabkan banjir di hampir semua kelurahan di kota batik ini.Banjir terparah terjadi di wilayah Kelurahan Krapyak Lor, Krapyak Kidul, dan Kleg0.

Sepanjang jalan Truntum dan jalan Jlamprang air mengalir deras bak air sungai. Ketinggian air mencapai seukuran lutut orang dewasa. Hampir di semua kampung di tiga kelurahan tersebut tak luput dari terjangan air banjir  yang berasal dari guyuran air hujan tersebut.

Rata-rata jalan kampung yang lebih tinggi dari teras rumah warga, menyebabkan air banjir masuk ke rumah-rumah. Di Kampung Iklim 9, yaitu di wilayah Kelurahan Krapyak Lor gang 9, meski jalan kampung tak terendam semuanya, tapi hampir semua rumah warga terendam banjir. Seperti yang terjadi di rumah Mbak Danari, seorang nenek berumur sekitar 80-an tahun, air masuk tanpa permisi sebelum rumah warga yang lain kebanjiran. Dibantu oleh anak perempuan dan cucu-cucunya, janda yang sehari-hari berjualan barang-barang gerabah (celengan, anglo, kendi, dan lain-lain) ini sibuk membersihkan lumpur sisa dari air banjir hingga larut malam.

Hal yang sama dialami oleh Nining Maimun, S.Pd.SD., yang bersuamikan seorang penulis freelance. Ibu berumur sekitar 40-an tahun dan berputra 2, yang berprofesi sebagai guru di MSI 11 Nurul Islam Krapyak, Pekalongan, ini juga tak kalah sibuknya. Bersama suaminya, ia mengepel lantai keramik rumah mereka yang penuh dengan lumpur sisa banjir sore itu.

"Syukurlah banjir tak begitu dalam, dan hanya berlangsung beberapa jam saja. Tapi, repotnya ya ngepelnya ini. Harus keluar keringat banyak, sampai malam lagi, hahaha...," kata Pak Pur, suami Ibu Nining ini sambil tertawa, entah menertawakan apa.Mungkin untuk menghalau rasa penat yang mereka alami malam itu.

"Pokoknya, kalau turun hujan sekitar setengah jam lebih, kami harus bersiap-siap menyelamatkan barang-barang yang berada di lantai. Karena bisa dipastikan, air banjir bakal masuk ke rumah," imbuh Ibu Nining, di sela-sela kesibukannya mengepel lantai.

"Padahal, dulu, sebelum jalan kampung ditinggikan, rumah kami tak pernah kebanjiran. Paling yang banjir jalan kampung, sekitar betis. Tapi, setelah jalan kampung dibuat lebih tinggi dari teras rumah warga sekitar tahun 2013, kami jadi langganan kebanjiran," Pak Pur menambahkan. Pria berumur 44 tahun, tapi masih nampak awet muda dan tampan ini, hanya bisa pasrah menerima keputusan rapat warga tentang peninggian jalan kampung. "Untung aja CPU komputer di rumah kami letaknya di atas meja, sehingga banjir tak mengganggu fasilitas satu-satunya di rumah kami untuk aktifitas kerja saya sebagai penulis."

Di Kampung Iklim 9 banjir memang mulai surut. Tapi, di kampung lain, seperti Krapyak Kidul gang 4, Krapyak Kidul gang 6, dan sebagian besar kampung di Kelurahan Klego, air banjir nampak belum surut. Mereka berharap,banjir tahun ini tidak sampai separah tahun 2014, yang dalam sebulan terjadi 4 kali banjir dengan ketinggian air lebih dari setengah meter.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun