Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Ketika Syariat Diutamakan Namun Hakikat Ditinggalkan

9 Agustus 2011   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56 377 0
Ramadhan telah tiba, malam Ba'da Isya pun tiba..., umat islam dengan penuh semangat menunaikan shalat sunat tarawih. Jumlah rakaatnya bermacam-macam, ada yang 20 dan ada yang 8. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian, semakin banyak rakaatnya  maka baik bacaan surat Al-Quran, rukuk, dan sujud semakin cepat. Kalau kita ingin mendalami kekhusuan dalam shalat apakah hal tersebut bisa dilaksanakan?, apakah niat kita dalam menunaikan ibadah semata-mata karena Allah SWT atau hanya mengejar targetan belaka?, bulan ramadhan memang bulan  yang penuh rahmat sesuai dalam firman Allah SWT bulan di mana di dalamnya diturunkan Al-Qur'an dari Baitul Makmur yang berada di langit teratas ke langit terdekat dunia, yaitu Baitullah yang ada di Mekkah. Keutamaan ibadah pada bulan ini sangatlah melimpah. Namun kebanyakan kita masih berpikir seperti layaknya pedagang. Ketika kita ditanya "Mengapa di bulan Ramadhan anda banyak melaksanakan ibadah?", jawabannya tentu karena "Pahala di bulan ramadhan sangat melimpah". secara tidak sadar pikiran kita telah didoktrin terkait dengan apa yang disebut "Pahala" tersebut. Berupa apakah gerangan "Pahala" itu?, Bulan Ramadhan bulan yang penuh dengan kemuliaan karena segala macam bentuk hal yang baik terjadi pada bulan ini. Tidakkah tersirat dalam pikiran kita untuk dapat meraih kemuliaan pada bulan yang suci ini?, mulia hati kita, mulia sikap kita, mulia perilaku kita, dan mulia nafsu kita?, semuanya bisa kita capai manakala kita benar-benar menghayati apa arti bulan Ramadhan itu sebenarnya. Karena apa yang dimaksud dengan "Pahala" pada dasarnya adalah kemuliaan ridha Allah SWT. Kemuliaan hanya bisa dicapai ketika kita menjalankan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sedangkan syariat sendiri memiliki jiwa yaitu hakikat. Melalui pelaksanaan syariat yang benar disertai dengan pemahaman akan hakikat dari syariat itu sendiri,kita dapat mencapai ridha Allah SWT tidak hanya di bulan Ramadhan yang suci, melainkan pada bulan lainnya.  Sungguh prihatin manakala banyak umat islam hanya mengejar syariat dan melaksanakan kewajiban, namun tidak disertai dengan penghayatan hakikatnya tak ubahnya seperti mesin robot, padahal manusia diberikan hati, nafsu dan akal yang mana dengan ketiga komponen tersebut merupakan anugrah yang diberikan oleh sang Khalik untuk dapat mengenal diri-Nya dan sifat-sifat-Nya. Akibat dari sinilah berbagai macam bentuk pertentangan di dalam kubu umat islam sendiri muncul, dan mengakibatkan  golongan yang satu merasa lebih benar dari pada golongan yang lain. perbedaan pendapat membuahkan hingga perang saudara dan pembunuhan. Hal tersebut karena umat Islam kosong akan ilmu hakikat layaknya buih dilautan yang terlihat banyak namun terombang-ambing ringan hingga pecah menghantam batu karang. Hanya umat Islam yang memahami ilmu hakikat disertai dengan syariatlah yang benar-benar mengerti akan arti islam yang sesungguhnya. Karena ajaran islam adalah ajaran kedamaian bukan untuk merusak. Sebenarnya pemahaman umatlah yang merusak tatanan pengertian hakikat Islam. Seperti sabda Rasulullah SAW "Kelak kebanyakan umatku membaca kitab (Al-Quran) hanya sebatas hingga kerongkongan". hal tersebut menandakan bahwa pemahamanlah yang paling penting tanpa meninggalkan syariat yang telah digariskan sehingga dengan pemahaman tersebut dapat mengantarkan kita kepada hakikat hidup yang sebenarnya dan bertemu dengan Sang Khalik. Dalam hadis Qudsi diriwayatkan bahwa "Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal TuhanNya". Whallahualam bisshawab

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun