Sendang Batik adalah salah satu UMKM yang berdiri pada tahun 2023 dengan misi untuk mengikuti tren teknologi modern dalam pemasaran produk batik. Sendang batik berlokasi di Tanon Rt.06, Jabung, Plupuh, Sragen. Sebagai produsen batik premium, Sendang Batik memanfaatkan platform e-commerce seperti Shopee, TikTok, Tokopedia, dan Lazada untuk menjangkau pasar yang lebih luas.Â
keunggulan produk dari Sendang Batik yaitu bahan berkualitas tinggi, jahitan rapi, kancing eksekutif, dan furing ero. Produk-produk ini tidak hanya dirancang untuk memenuhi selera pasar modern, tetapi juga dijual dengan harga yang terjangkau, menjadikannya pilihan favorit bagi banyak konsumen.
Namun, di balik kesuksesan tersebut, Sendang Batik menghadapi tantangan besar dalam operasionalnya, khususnya pada kemampuan untuk memenuhi permintaan yang meningkat tajam. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah kekurangan tenaga kerja, terutama di bagian pemotongan kain. Ketika pesanan dalam jumlah besar datang, perusahaan sering kali kewalahan untuk memproduksi barang tepat waktu, yang dapat berisiko pada kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan.Â
Dalam situasi ini, perusahaan dihadapkan pada dilema strategis: apakah akan meningkatkan kapasitas produksi sendiri atau membeli produk setengah jadi dari pihak ketiga untuk mempercepat proses produksi.
Keputusan ini tidaklah mudah, karena melibatkan berbagai faktor seperti biaya, risiko, kualitas, dan dampak jangka panjang terhadap bisnis. Di sinilah peran akuntansi manajemen menjadi sangat penting, karena memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data secara komprehensif dan mengambil keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan strategis perusahaan.
Akuntansi manajemen dalam Sendang Batik  digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data terkait biaya produksi, tenaga kerja, bahan baku, serta efisiensi penggunaan peralatan produksi.Â
Sendang Batik memiliki dua opsi strategis untuk memenuhi kebutuhan produksinya: produksi mandiri dan outsourcing. Produksi mandiri memungkinkan kontrol penuh atas kualitas produk dengan menambah tenaga kerja atau investasi peralatan, mendukung reputasi merek premium, sekaligus membangun kapasitas jangka panjang jika permintaan meningkat.Â
Sebaliknya, outsourcing menawarkan fleksibilitas untuk menangani lonjakan permintaan tanpa investasi besar, namun berisiko pada konsistensi kualitas yang dapat mengancam standar perusahaan. Kedua pendekatan ini memerlukan evaluasi mendalam agar selaras dengan tujuan bisnis dan keberlanjutan merek.
Keputusan untuk membuat atau membeli harus didasarkan pada analisis mendalam terhadap berbagai aspek, termasuk biaya relevan, kualitas produk, kecepatan produksi, dan dampak jangka panjang. Biaya bahan baku, tenaga kerja, peralatan, dan pembelian dari pihak ketiga harus dibandingkan secara cermat untuk menentukan opsi paling efisien.Â
Produksi mandiri menawarkan kendali kualitas penuh dan potensi efisiensi jangka panjang, meskipun memerlukan investasi awal yang besar. Di sisi lain, outsourcing bisa menjadi solusi cepat untuk memenuhi tenggat waktu, tetapi memerlukan mitra yang andal untuk menjaga standar kualitas dan mungkin kurang ekonomis jika digunakan terus-menerus.
Sebagai ilustrasi, dalam menghadapi pesanan 500 pcs, analisis akuntansi manajemen memberikan gambaran konkret mengenai opsi terbaik bagi Sendang Batik. Jika perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri, biaya per unit tercatat sebesar Rp111.000. Dengan jumlah pesanan 500 pcs, total biaya produksi mencapai Rp55.500.000.Â
Di sisi lain, opsi membeli dari pihak ketiga melibatkan biaya per unit sebesar Rp116.000, sehingga total biaya menjadi Rp58.000.000 untuk jumlah yang sama. Dari perbandingan ini, jelas bahwa memproduksi sendiri lebih hemat sebesar Rp2.500.000. Penghematan ini cukup signifikan, terutama untuk UMKM yang mengandalkan efisiensi biaya sebagai salah satu keunggulan kompetitifnya.
Berdasarkan analisis di atas, Sendang Batik dapat mengadopsi strategi kombinasi untuk mengatasi tantangan operasionalnya. Dalam jangka pendek, outsourcing dapat menjadi solusi cepat untuk memenuhi lonjakan permintaan. Namun, dalam jangka panjang, perusahaan disarankan untuk meningkatkan kapasitas internal melalui investasi pada tenaga kerja dan alat produksi.Â
Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat kemampuan perusahaan untuk menjaga kualitas produk dan memenuhi permintaan pasar secara konsisten.
Untuk mendukung implementasi strategi ini, Sendang Batik perlu mengembangkan sistem informasi akuntansi manajemen yang lebih terintegrasi. Sistem ini akan memungkinkan perusahaan untuk memantau biaya, mengevaluasi kinerja, dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data.
 Selain itu, perusahaan juga disarankan untuk menjalin kerja sama strategis dengan mitra yang dapat diandalkan dalam hal kualitas dan waktu pengiriman jika outsourcing diperlukan.
Keputusan antara membuat atau membeli adalah salah satu tantangan strategis yang sering dihadapi oleh UMKM seperti Sendang Batik. Dengan menggunakan akuntansi manajemen, perusahaan dapat mengevaluasi berbagai faktor seperti biaya, risiko, dan dampak jangka panjang untuk membuat keputusan yang paling efektif.Â
Dalam kasus ini, strategi kombinasi antara produksi mandiri dan outsourcing dapat menjadi solusi optimal untuk mengatasi tantangan kapasitas produksi sambil tetap menjaga kualitas produk.
Dengan penerapan akuntansi manajemen yang konsisten, Sendang Batik dapat terus berkembang sebagai pelaku usaha batik premium yang kompetitif di pasar digital. Langkah ini tidak hanya mendukung keberlanjutan bisnis, tetapi juga memberikan dasar yang kuat bagi perusahaan untuk tumbuh di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.