Dinar dan dirham dikenal sebagai mata uang islam yang tahan terhadap inflasi. Konon, penggunaan mata uang ini akan lebih efektif dan efisien daripada penggunaan mata uang kertas seperti sekarang ini. Namun, dilihat dari segi efisiensi, uang kertas terbukti lebih mudah dibawa kemana – mana ketimbang koin dinar maupun dirham yang berupa logam. Kefisienan ini tidak sepenuhnya benar untuk mampu diterapkan sebagai alat tukar. Jika kita melihat sejarah, mata uang kertas pernah mengalami depresiasi yang luar biasa di negara – negara di dunia. Awal pola depresiasi mata uang ini sebenarnya telah dimulai sejak terjadinya krisis ekonomi yang paling besar pada masa tahun 1997an. Beberapa mata uang kertas yang paling dominan dipergunakan dalam pertukaran termasuk pembayaran ekspor maupun impor semakin memperburuk keadaan.