Ada kubu yang membela Ganjar, ada pula yang berseberangan dengan mendukung Puan. Keduanya saling sindir, saling serang bahkan tak jarang yang menjatuhkan. Namun ada pula yang netral dan tak mendukung keduanya.
Tapi persoalan itu selesai sudah. Menyusul pernyataan Ganjar Pranowo yang menegaskan ia tak pernah berkonflik dengan putri Megawati Soekarnoputri itu. Ganjar menegaskan, hubungannya dengan Puan baik-baik saja.
Ganjar bahkan begitu menghormati sosok Puan Maharani. Ganjar menyebut, Puan adalah sosok paling berjasa dalam karier politiknya, khususnya saat maju sebagai Gubernur Jawa Tengah, 2013 lalu. Dengan popularitas dan elektabilitas yang hanya 3 persen dan modal yang cekak, Ganjar berhasil memenangkan kontestasi.
Semua itu berkat Puan Maharani. Ia yang waktu itu menjadi komandan tempur pemenangan Ganjar, bekerja keras menggerakkan seluruh kader untuk memenangkan Ganjar. Endingnya, popularitas dan elektabilitas Ganjar melejit, dan ia menang.
Isu konflik antara dirinya dengan Puan disebut Ganjar adalah tidak benar. Hubungannya dengan Puan dari dulu sampai sekarang baik-baik saja. Bahkan saat Ganjar menemui Megawati beberapa waktu lalu untuk halal bihalal, Ganjar juga bertemu Puan. Keduanya juga bercanda seperti biasa, karena memang tak ada apa-apa.
"Sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau. Baik-baik saja. Bahkan saat saya sowan ibu (Megawati) untuk halal bihalal, mbak Puan juga ada di sana dan kami sempat bercanda. Jadi kalau di medsos seperti itu, saya sungguh-sungguh kaget. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jeru, mikul dhuwur. Itu saja," kata Ganjar.
Jika pernyataan Ganjar ini benar, maka patut diduga ada pihak-pihak yang sengaja memperkeruh suasana di internal PDI Perjuangan. Seperti menebar api dalam sekam, ada pihak yang ingin menggerogoti partai dari dalam.
Saya pernah membaca, upaya menjatuhkan PDI Perjuangan bukanlah kali pertama. Sejak partai ini berdiri, banyak pihak yang ingin menghancurkan partai ini.
Kita pasti ingat, bagaimana perjuangan Megawati melawan upaya penggembosan partai yang dilakukan Soeharto saat orde baru. Kita juga pasti ingat, bagaimana isu PKI dihembuskan pada partai ini agar dimusuhi.
Kalau dulu upaya menyerang PDI Perjuangan dilakukan oleh orang di luar partai, kali ini kasusnya lain. Banyak pengamat menilai, justru internal partai yang saat ini bisa mengakhiri kejayaan PDi Perjuangan.
Siapa dia? Bambang Pacul. Yah, nama politisi senior PDI Perjuangan yang juga anggota DPR RI ini santer disebut-sebut sebagai biang kerok.
Bagaimana tidak. Ontran-ontran yang terjadi di tubuh PDI Perjuangan kali ini diawali dari ulah Pacul yang tidak mengundang Ganjar Pranowo di acara yang dibuatnya. Padahal, acara itu dihadiri oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani serta seluruh kader dan kepala daerah dari partai PDI Perjuangan.
Sontak saja, media massa yang hadir dalam acara itu menyorot tidak hadirnya Ganjar dalam acara. Awalnya sih pasti mereka hanya menerka-nerka, Ganjar ada dimana? Ada keperluan apa? Kenapa tak hadir? Tapi pernyataan Pacul yang dengan tegas mengatakan sengaja tidak mengundang Ganjar, menjadi pemicunya.
Ledakan besar terjadi di tubuh PDI Perjuangan. Pernyataan Pacul yang menyebut Ganjar wis kemajon karena berambisi menjadi presiden membuat konflik semakin memanas.
Media yang tahu bahwa Puan Maharani juga disebut-sebut layak menjadi Capres 2024 jadi kena getahnya. Tidak diundangnya Ganjar dalam acara itu, dikait-kaitkan dengan persaingan antara Ganjar dan Puan terkait Pilpres 2024.
Kalau Pacul saat itu tak mengeluarkan statemen tersebut, tentu suasananya tak segenting sekarang. Akibat perbuatan Pacul, nasib PDI Perjuangan di ujung tanduk. Para pendukung Ganjar dan juga masyarakat yang simpatik dengannya, beramai-ramai menyerang Puan dan PDI Perjuangan. Mereka mengancam akan meninggalkan PDI Perjuangan dan tak akan mendukung siapapun calon yang akan diusungnya.
Bukannya meminta maaf guna meredam, Pacul malah semakin berulah. Ia bahkan dengan tegas mempersilahkan Ganjar untuk meninggalkan PDI Perjuangan. Tentu saja, kemarahan publik semakin meninggi.
Sebagai kader PDI Perjuangan, suasana itu membuat Ganjar tak nyaman. Ia langsung mengeluarkan statemen, bahwa tak ada perseteruan antara dirinya dengan Puan. Ganjar ingin menegaskan, bahwa tak ada konflik di internal partai. Selain untuk mendinginkan suasana, Ganjar tentu ingin menyelamatkan PDI Perjuangan dari ancaman kehilangan massa.
Kalau sudah seperti ini, sepertinya elit PDI Perjuangan segera ambil suara. Elit-elit PDI Perjuangan sudah waktunya mengambil sikap, dengan menegur Bambang Pacul agar menghentikan ontran-ontran yang dibuatnya.
Desakan PDI Perjuangan untuk mengambil sikap terhadap Pacul juga menggema di media sosial dan media massa. Mereka yang ingin PDI Perjuangan tetap berjaya, mendesak Pacul ditegur bahkan ada yang meminta Pacul diberhentikan.
Karena ibarat kriwikan dadi grojogan, ulah Bambang Pacul ini kian membesar dan mempengaruhi opini publik terhadap citra PDI Perjuangan.