Masalah serupa juga terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data sementara, penduduk yang melek huruf mencapai ada 93.3 persen, sementara masyarakat yang memiliki minat baca hanya 1.87 persen. Ini berarti, dari 100 orang, hanya 1 orang atau tidak sampai 2 warga Kabupaten Tanah Bumbu yang rajin membaca.
Fakta ini tentu sangat memprihatinkan. Hal ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang juga sedang berupaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Bumi Bersujud. Salah satu upaya nyata yang dilakukan yakni dengan menggelar Tanah Bumbu Book Fair 2017 seperti yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu  bekerja sama dengan Pradika Production, di kawasan Pusat Niaga Bersujud, Kecamatan Simpang Empat, Sabtu (7/10/2017).
Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu, Ir. Mariani, MP, diperlukan gerakan masif yang mampu menggerakkan masyarakat untuk gemar membaca buku, sehingga aktivitas membaca buku dapat menjadi budaya di masyarakat. Dengan rajin membaca buku, ia optimis sumber daya masyarakat di Tanah Bumbu akan menjadi cerdas, unggul, dan berdaya saing.
Namun, upaya tersebut memang tidak mudah. Oleh karena itu, event Tanah Bumbu Book Fair 2017 juga dijadikan sarana untuk mengkampanyekan buku sebagai sumber belajar dan menjadikan perpustakaan sebagai wadahnya. Selain menyediakan lebih dari 10 ribu buku berbagai macam genre, masyarakat juga bisa mendapatkan buku dengan harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan buku-buku yang dijual di Gramedia.