Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi kenangan luka sang pendusta

11 Maret 2015   02:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50 2179 0
Sakit yg telah menjalar dalam jiwa ku benar-benar mengahancurkan hidup ku..
Gimana mungkin aku mampu berdiri
Sementara penantian hati yg selama ini ku jalani menemui titik duri...

Rasa yg tulus ku berikan untuknya ternyata hanya sebuah permainan belaka...
Penantian yg ku tunggu penuh setia akhirnya DIA BERDUSTA..

Hati yang telah ku yakini akhirnya di khianati..

DIA lembut dalam tutur kata
DIA pandai dalam mengolah bahasa
Tapi di balik kata hatinya penuh tipu daya...

Inilah rilisan penantian kami yg telah terhempas dusta..
Ketika penantian hanyalah kerudung pelampiasan belaka...

" PENDUSTA "

Kerling nada mengema terlelap irama padam tak bersua
Lalang mejulang duka jerit lafas menggerang luka...

Bermadah sunyi lantunan kidung-kidung elegi
Bersyair menari aksara ratap di antara tarian-tarian jemari..

Memeluk erat pinggiran beku kedukaan
Di antara sisa-sisa nafas kelukaan..

Rentang kasih terkulai di tepian
Terhempas gemuruh badai tinggalkan selarik impian..

Ku pandang keluh tentang suratan yg tergenggam
Ketika awan mulai lelah terberai merebah malam..

Saat rembulan mulai tertutup kabut legam
Sosok raga sang penyair kejora rebah terkulai di pelukan kelam..

Ku pun bertanya...

Di manakah perasaan mu...?
Saat kau ucap kata LUPAKAN AKU..!

Di mana letak mata hati mu...?

Saat bibir indah mu dengan lantang mengucap SELAMAT TINGGAL....!

Dan di mana perasaan mu..?

Ketika penantian yg ku pertahankan dengan diam-diam kau MENGIKAT TALI PERNIKAHAN..

Sungguh kau bukanlah manausia..

Geliat jarak menjejak penat
Hancur lelap menjerat safaf..

Dasar kau latnat...!

Air yg telah ku suguhkan dengan keringat kesetian akhirnya kau tumpahkan
Cinta yg telah mendarah daging akhirnya kau sisihkan lalu kau buang dipinggir jalan..

Inikah cara mu membalas penantian yg selama ini ku pertahankan..

Maafkan ku yang memang redup
tak pantas mengharap kemuliaan seorang bidadari seperti mu..

Memang di luar sana banyak pujangga yang sanggup menuliskan ribuan sajak untuk mu..
Di luar sana banyak saudagar yang sanggup mempersembahkan villa mewah untuk mu..

Tapi inilah aku sayang...

Aku bukanlah mereka yg bisa membuat mu bahagia dgn berlimpah harta..
Ku hanyalah sebuah serpihan sisa-sisa yg tak berguna setelah kau siksa..

Ku pun tak heran jika cinta yg ku pertahankan kau buang..
Cinta yg ku kukuhkan menemui takdir jika akhirnya hanya sebuah pelampiasan..

Ku pun juga tahu..
Kau pasti akan tertawa membahana jika ini adalah akhirnya...

Aku terima...
Biarlah tiap tawa mu adalah luka untuk ku..
Biarlah tiap tetesan air mata ku akan menjadi doa karma buat mu..

Chinta

Mesti luka yg ku terima.
Doa ku semoga km&dia bersama keturunan-keturunan mu kelak akan bahagia selamanya
Dan di jauhi hukuman karma yg telah kamu buat..

Terima kasih atas harapan-harapan yg dulu pernah km berikan walau hanya sesaat..

Terima kasih sayang..
Terima kasih Chinta

Bersama mu ku mampu membedakan antara setia&dusta
Bersama mu ku bisa mengenal arti kecewa
Dan bersama mu pula ku bisa mengenal pecundang seperti mu..

Terima kasih Chinta..

Semoga kau bahagia dengan dia pilihan mu...

Story love..
Karya : Chinta Lintang

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun