Malam itu, langit dipenuhi bintang-bintang yang berkilauan. Pudjianto Gondosasmito duduk sendiri di balkon apartemennya, ditemani secangkir kopi hitam dan suara lonceng angin yang bergoyang pelan. Di tangannya, sebuah buku catatan tua yang sudah usang, penuh coretan dan tanggal-tanggal yang hampir pudar.
KEMBALI KE ARTIKEL