Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Imajinasi dan Kontemplasi tentang Pertempuran Laut Aru

22 Januari 2019   08:56 Diperbarui: 22 Januari 2019   09:08 207 23
Kuhirup kopi yang tinggal seteguk, kuletakkan cangkir alumunium dan kulayangkan pandang ke sekitarku. Meskipun gelap, aku masih melihat siluet teman-teman. Ada yang kepalanya menunduk mencoba tidur, ada yang kepalanya tegak seakan-akan memikirkan sesuatu. Kapal kecil ini membuat kami berdesakan tak nyaman. Apa boleh buat ini sudah perintah perwira muat kepada kami 1 peleton infiltran AD-RI yang tidak boleh berada di dek atas. Posisi dudukku dekat tangga menuju keluar palka, karena itu masih bisa kulihat bintang di langit. Ya sejak selesai makan saat masih senja, kami telah diberi tahu harus melakukan peran penggelapan dengan membatasi nyala lampu penerangan.

Aku tak tahu pasti kapan, perkiraanku 1 jam setelah anggota kapal melakukan pergantian jaga anjungan sore hari, tiba-tiba langit terang benderang, sejenak kemudian kudengar dentuman ledakan sedemikian kerasnya sehingga menimbulkan gelombang yang menggoyang lambung kanan kapal. Aku yang mencoba berdiri jatuh kembali. Kupegang erat senjataku, bila di darat tentu aku telah berguling mencari posisi lindung tinjau dan lindung tembak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun