Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Bedeng Sempit

28 Oktober 2024   17:44 Diperbarui: 28 Oktober 2024   17:52 273 73

Mendung tengah hari menandai waktu rehat,
Derit pintu senada hati menjerit.
Meredakan raga dan pikiran penat.
Melaksanakan syariat di bedeng sempit.

Titik air menembus bocor atap,
Rintik hujan jawaban semesta.
Menyejukkan hati meski nafkah tak tetap.
Kepada Tuhan berharap, bukan kepada pembesar dusta.

Hujan turun dari langit yang sama,
Tenda para nayaka praja tertimpa deras.
Mereka berlatih olah jurit padepokan wira ternama,
Setia kepada negara dititahkan keras.

Semangat berbakti nayaka dibangun.
Berkarya tak sekedar anggun.
Menyejahterakan rakyat tak boleh ingkar.
Dalam tenda mewah ada nayaka berpikir liar.

Di bawah deras hujan di bedeng dan tenda mewah,
Pikiran hamba dan nayaka diolah.
Terserah Tuhan, hamba besok makan apa.
Sedang nayaka bertanya kelak mengalahkan siapa.




Pudji Widodo,
Sidoarjo, 28102024 (189/131).
Sumber gambar : kompas.id, 29/1/2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun