Sama seperti hari-hari biasanya, aku dan Nenek kembali duduk di depan rumah sembari memandang hamparan sawah yang luas. Wedang ronde yang Nenek buat terlihat masih mengepulkan asap tipis yang meliuk-liuk di udara. Sembari menunggu wedang ronde itu hangat, Nenek membakar obat nyamuk di ujung rumah. Ia terlihat geram dan menepuk tangannya yang gatal. Melihat hal itu membuatku tertawa lucu, pasalnya nyamuk-nyamuk itu berhasil lolos dari tepukkan Nenek yang sembari tadi mengeluh degan rasa gatal gigitan nyamuk-nyamuk itu.
KEMBALI KE ARTIKEL