Biden juga meluncurkan berbagai kebijakan, termasuk mengurangi subsidi bahan bakar fosil, mendorong investasi pada energi terbarukan, dan menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 52% pada 2030 dibandingkan dengan level 2005. Selain itu, modernisasi infrastruktur ramah lingkungan menjadi prioritas utama, termasuk pembangunan jaringan listrik yang lebih efisien dan transportasi hijau.
Meski demikian, kebijakan Biden menghadapi tantangan, termasuk penolakan dari industri energi fosil dan kritik terhadap proyek minyak di Alaska yang dianggap kontradiktif dengan komitmen lingkungan. Namun, langkah ini secara keseluruhan memberikan dorongan baru pada inovasi teknologi hijau dan meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya melindungi lingkungan.
Keputusan kembali ke Perjanjian Paris juga memperbaiki citra Amerika Serikat sebagai pemimpin global. Dengan memadukan aksi nyata di dalam negeri dan diplomasi di panggung internasional, Biden menunjukkan bahwa kebijakan lingkungan bukan hanya tanggung jawab lokal, tetapi juga komitmen untuk masa depan dunia yang lebih baik.