Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif dengan metode kuantitatif. Populasi penelitian mencakup 91 guru di Gugus KH. Zainal Mustafa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh, di mana seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan studi literatur. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden:
Mayoritas responden berusia 31-40 tahun (36,04%), berjenis kelamin perempuan (61,54%), berstatus guru honorer, dan memiliki pendidikan terakhir S1 (65,94%). Lama masa kerja guru didominasi oleh rentang 6-15 tahun (40,65%).
2. Kecerdasan Emosional:
Rata-rata skor kecerdasan emosional guru adalah 3,80, yang dikategorikan tinggi. Guru mampu mengenali emosi yang dialami, meskipun perlu ditingkatkan dalam hal memahami emosi siswa dan membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja.
3. Kompetensi:
Rata-rata skor kompetensi guru adalah 3,85, yang dikategorikan baik. Guru menunjukkan ketekunan dalam menyelesaikan tugas, namun perlu meningkatkan kemampuan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Kinerja Guru:
Rata-rata skor kinerja guru adalah 3,85, yang juga dikategorikan baik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, meskipun integrasi teknologi ke dalam proses pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
Analisis Pengaruh
1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru:
Kecerdasan emosional secara parsial memberikan pengaruh signifikan sebesar 22,4% terhadap kinerja guru. Guru dengan kecerdasan emosional yang tinggi mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan emosional siswa, membantu mereka mengatasi tekanan, dan meningkatkan kepercayaan diri siswa.
2. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru:
Kompetensi secara parsial memberikan pengaruh signifikan sebesar 24,7% terhadap kinerja guru. Kompetensi guru mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang relevan dengan tugas pengajaran. Guru yang kompeten dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.
3. Pengaruh Bersama Kecerdasan Emosional dan Kompetensi:
Secara simultan, kecerdasan emosional dan kompetensi memberikan pengaruh signifikan sebesar 40% terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan kedua faktor ini secara bersamaan dapat meningkatkan kualitas kinerja guru secara signifikan.
Tantangan dan Rekomendasi
Tantangan:
1. Banyak guru yang latar belakang pendidikannya tidak relevan dengan bidang pendidikan dasar.
2. Guru menghadapi kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
3. Integrasi teknologi dalam pembelajaran masih rendah.
Rekomendasi:
1. Memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kecerdasan emosional guru, seperti pelatihan pengelolaan emosi dan komunikasi efektif.
2. Meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan profesional yang berfokus pada penerapan metode pembelajaran inovatif.
3. Mendorong penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan kompetensi adalah dua faktor kunci yang memengaruhi kinerja guru. Dengan meningkatkan kedua faktor ini, diharapkan kualitas pendidikan di Gugus KH. Zainal Mustafa dapat meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan kecerdasan emosional dan pengembangan kompetensi guru menjadi langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.