Saya akan langsung fokus kepada analisa market cap berbanding dengan kinerja.
Jumlah saham saat ini (sebelum IPO) sebanyak 1,3 miliar lot. Jika harga #IPO ditetapkan sebesar Rp. 132, maka emiten ini mengaku punya market value sebesar = 1,3 miliar lot X 132 = Rp. 17,28 triliun.
Jika dibandingkan dengan emiten karatan di BURSA, maka market cap sebesar Rp. 17,28 triliun, jumlah tersebut lebih besar dari pada market cap $BJBR yang saat ini hanya Rp. 15,4 triliun.
Market cap boleh lebih besar, tapi kinerja jauh beda. BJBR dalam 3 tahun terakhir sukses dapat laba sebesar Rp. 5,27 triliun, sedangkan NPII cuman Rp. 41,7 miliar. Bedanya bagaikan langit dan BUMI.
Jadi sebelum IPO, NPII mengakui memiliki mahluk ghoib, yang Bernama #goodwill, yang tidak terefleksi dalam laporan keuangan per 31 Des 2021, sebesar = Market Cap -- ekuitas = 17,28 triliun -- 294,8 miliar = Rp. 17 triliun. Asset goodwill sebesar Rp. 17 triliun tersebut dalam 3 tahun hanya mampu menghasilkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp. 41,7 miliar. Jadi, agar supaya balik modal, bagi yang berminat membeli asset goodwill (saham IPO) milik emiten tersebut, dibutuhkan waktu selama = 17 triliun / (41,7 miliar/3) = 12 ABAD.
Mungkin anda akan bilang, setelah IPO kan kemungkinan kinerja emiten naik? Jawabnya lihat tujuan penggunaan dana IPO, bahwa 100% untuk modal kerja. Â Disebutkan dalam prospektus sebagai berikut: