Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

#WEGE - Kisah tentang Mengelola Duit

12 April 2022   10:26 Diperbarui: 12 April 2022   11:09 276 0
WEGE melaporkan laba bersih tahun berjalan 2021, mengalami kenaikan Rp. 60 miliar atau naik 38% dibandingkan dengan tahun 2020. Sayangnya kenaikan tersebut tidak membuat cash emiten berubah menjadi lebih baik. Bahkan sebaliknya, cash balance tahun 2021, malahan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020, turun sebanyak Rp. 40,1 miliar.

Penyebab utamanya adalah laba bersih tahun berjalan 2021, telah digunakan untuk kebutuhan modal kerja, yang dihitung sebagai berikut:
Cash profit = Laba bersih tahun berjalan + beban non cash -- laba non cash
Laba bersih = Rp. 216,4 miliar
Laba non cash = kenaikan property investasi (CLK 16) = Rp. 4,3 miliar
Beban non cash antara lain;
Beban penyusutan aset tetap (CLK 18) = Rp. 45,5 miliar
Beban penyusutan aset kerja sama operasi (CLK 17) = Rp. 31,2 miliar.
Total beban non cash = 45,5 miliar + 31,2 miliar = Rp. 76,8 miliar
Sehingga;

Cash profit = 216,4 miliar + 76,8 miliar -- 4,3 miliar = Rp. 288,9 miliar.

CFO = Rp. 103,3 miliar; tetapi dalam perhitungan CFO, pendapatan Bunga (Rp. 29,5 miliar) dan beban bunga (Rp. 56,8 miliar) tidak dikelompokan sebagai bagian dari aktifitas Operasional. Jika pendapatan bunga dan beban bunga dikelompokan menjadi bagian dari aktifitas Operasional, maka CFO setelah direvisi menjadi;

CFO = 103,3 miliar -- 56,8 miliar + 29,5 miliar = Rp. 76,5 miliar.

Dengan demikian jika dibandingkan, antara cash profit sebesar Rp. 288,9 miliar, tetapi hanya mampu menghasilkan surplus CFO sebesar = Rp. 76,5 miliar, maka dapat dipastikan bahwa terdapat bagian "cash profit tahun 2021" yang digunakan untuk menutup kebutuhan "Modal Kerja" sebesar = 288,9 miliar -- 76,5 miliar = Rp. 212,9 miliar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun