Tidak terasa sudah 5 tahun saya akrab dengan pasien-pasien yang mengeluh gangguan psikosomatik. Pasien yang biasanya mengeluh berbagai macam gejala fisik tetapi ternyata tidak ditemukan apa yang mendasari keluhannya, memang salah satu pasien yang paling banyak saya tangani.
Pengetahuan tentang mekanisme neurokimiawi di otak telah mengungkapkan "misteri" ini. Keterlibatan sistem neurokimiawi monoamine di otak yang terdiri dari sistem Serotonin, Dopamin dan Norepinephrine dan neuroendokrin di otak dapat menjelaskan gangguan psikosomatik. Apalagi semakin ditambah dengan kemajuan teknologi pencitraan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) di bidang kedokteran jiwa yang mampu memberikan gambaran otak yang sedang bekerja saat dilakukan pemeriksaan. Sayangnya pemeriksaan ini memang tidak lazim dan mahal biayanya.
Satu hal yang menarik dari pengalaman klinis bertemu dengan pasien-pasien gangguan psikosomatik adalah bahwa rasa ingin tahu yang besar terhadap "penyakit" yang diderita pasien sering membuat pasien malahan semakin merasa "sakit". Satu hal yang paling sering dialami adalah pasien seringkali mencocok-cocokan gejala sakitnya dengan salah satu penyakit berat yang diketahuinya dari berselancar alias browsing di internet.
Kita mengetahui kalau gejala-gejala gangguan psikosomatik sangat beragam dan menyerupai berbagai macam penyakit. Hal ini yang membuat pasien biasanya akan berusaha mencocokan gejalanya itu dengan penyakit yang diketahuinya dari hasil browsing. Tidak berlebihan jika banyak pasien yang datang ke saya mengatakan sebelumnya sudah melakukan kunjungan lebih dari tiga dokter yang mempunyai spesialisasi berbeda sebelum akhirnya datang ke saya. Hal ini karena pasien merasakan khawatir akan gejala penyakitnya yang mirip dengan penyakit tertentu yang berat.
Sakit jantung, kanker otak, kanker tulang, dan kanker lambung adalah sebagian penyakit yang sering dikeluhkan oleh pasien dengan gejala psikosomatik terkait dengan keluhan-keluhannya.
Stop Browsing
Saya sering mengingatkan pasien jika sudah bertemu dan diterangkan tentang kondisi sakitnya untuk tidak lagi browsing sembarangan. Jikalau masih ingin demikian, pasien harus mengkomunikasikan hasil browsingnya kepada saya sebelum mengambil kesimpulan sendiri.
Kita memahami bahwa informasi yang tersedia di internet sangat beragam. Ketidakmampuan memilah informasi tersebut akan membuat malah pasien semakin tersiksa akibat selalu merasa dirinya sakit berat. Salah satu ciri dari pasien gangguan psikosomatik memang salah satunya adalah ketakutan akan menderita sakit yang berat.
Jadi bijaksanalah melakukan pencarian informasi di internet. Tanyakan kepada dokter segala informasi yang terkait dengan keluhan yang diderita. Jangan sampai timbul "penyakit" baru hanya gara-gara browsing.
Salam Sehat Jiwa