Pastinya perusahaan rokok tersebut tahu bahwa dengan mengajak ikon musik seperti Nidji yang punya penggemar dari berbagai kalangan, maka produknya pun akan dilirik dan dinikmati (dibeli) oleh berbagai kalangan tersebut. Tidak tertutup kemungkinan juga, anak-anak kecil penggemar Nidji juga akan ikut ingin merasakan produk yang dikaitkan dengan bintang idola mereka. Merokok produk yang diiklankan Nidji membuat mereka merasa semakin dekat dengan figur idola mereka, begitu mungkin pikiran anak-anak dan remaja itu. Hal ini yang tentunya ingin disasar oleh perusahaan rokok yang telah mengajak Nidji membintangi iklan produk mereka.
Hal ini sejalan dengan teori Psikososial Erick Erikson yang mengatakan bahwa pada usia remaja antara usia 12-18 tahun, anak akan mencari figur idola di luar keluarga dan akan berusaha beradaptasi dengan figur idolanya tersebut. Cara-cara yang dipakai bintang idola seringkali juga mereka tiru demi membuat dirinya semirip mungkin dengan figur idola.
Semoga semua pihak bisa segera sadar bahwa merokok memang benar-benar merusak kesehatan. Jangan ajak generasi muda kita untuk lebih dini menikmati rokok tapi cegahlah mereka melakukannya. Saya tidak menutup mata bahwa tidak hanya iklan yang mendorong anak-anak kita untuk merokok, tapi juga lingkungan sosial mereka. Tapi setidaknya dengan membatasi iklan rokok yang bombastis, maka sedikit banyak akan mengurangi faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya perokok muda.