Pendidikan yang setara bagi warga yang belajar di Lapas merupakan fenomena yang serius dan kompleks karena kehidupan Lapas memiliki dinamika yang terkait dengan kondisi psikologis, fisik, dan sosial. Begitu juga dengan perubahan budaya hidup di Lapas dengan budaya sebelumnya. Dinamika kehidupan secara umum di lapas dapat memicu penurunan kualitas kesehatan mental, kebahagiaan dan kepuasan hidup narapidana.
Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu tempat di mana narapidana dapat dididik agar dapat diterima dengan baik di masyarakat dan menjadi seperti masyarakat pada umumnya. Proses pelatihan yang dilakukan Lapas sangat beragam, seperti: Pelatihan Kecakapan Hidup, Bimbingan Kerohanian, Ketrampilan, Diklat Vokasional dan Pendidikan Kesetaraan Gender. Narapidana harus memilih salah satu program yang ditawarkan oleh Lapas. Ini termasuk program pendidikan untuk memberikan kesetaraan bagi narapidana yang putus sekolah atau yang tidak pernah menyelesaikan pendidikan dasar. Keadaan umum dinamika kehidupan di fasilitas penjara dapat memicu hilangnya atau memburuknya kualitas kesehatan mental, kebahagiaan dan kepuasan hidup narapidana. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian (sumber), kehidupan seorang narapidana sama dengan dipengaruhi secara negatif. Kusumaningsih (dalam Mutaqin, et al., 2022) memaparkan kecemasan juga menjadi masalah yang sering terjadi di kalangan narapidana, bahkan narapidana yang sudah dibebaskan.