Seringkali kita sebagai manusia, berusaha memaksa Allah menurut persepsi atau sudut pandang kita sendiri. Setiap orang memiliki personal history nya sendiri-sendiri. Sejarah perjalanan pribadi itu tentu akan mewarnai cara orang tersebut mempersepsikan kehadiran Allah. Bagi pribadi yang lingkup pergaulannya terbatas tentu akan mempersepsikan Allah dalam lingkup sebatas pergaulannya tersebut.
Saya pribadi dilahirkan sebagai orang Katolik ditengah keluarga Muslim, namun sewwaktu saya masih kecil, saya lebih banyak tidur di mushola karena rumah orang tua saya memang berhimpitan pagar dengan mushola, dan belum pernah tidur di gereja. Saya pernah mengalami menjadi minoritas dalam bentuk agama, suku (pernah tugas ke luar jawa), bahasa (pernah di luar jawa yang berbahasa daerah berbeda dan pernah di luar negeri), pendidikan (kebetulan saya seorang sarjana dan berada ditengah orang yang pendidikannya rendah). Dalam pergaulan yang serba berbeda tersebut ternyata saya bisa menemukan Allah dalam kehidupan sahabat-sahabat saya yang kebetulan mayoritas (bisa dalam hal agama, bahasa, suku, pendidikan, dll).
Pengalaman tersebut mengajarkan kepada saya bahwa seseorang bisa menemukan Allah bersama orang lain meski tidak seagama, sesuku, sebahasa, setingkat pendidikan), bahkan ditempat bekerja pun kita bisa menemukan Allah. Allah akan selalu hadir dalam bentuk cinta, kerendahan hati, ketulusan, kebaikan, dan cara-cara hidup lainnya yang menumbuh kembangkan orang lain, sahabat saya yang muslim sering menyebut dengan cara hidup yang halal.
Bagi saya pribadi Allah sungguh Maha Besar, dan Maha Suci maka saya tentu tidak akan mampu memahami Allah yang begitu besar dan suci dengan otak saya yang kecil dan hati saya yang penuh dosa, namun saya berusaha menemukan kehadiran Allah dalam segala hal, melalui perjalanan hidup saya sehari-hari. Dan sampai saat ini, meski usia saya sudah 55 tahun, masih selalu menemukan hal baru dalam kaitannya dengan kehadiran Allah dalam segala hal, dan ini semakin membuat saya tertunduk karena proses mengenal Allah ini tidak kunjung selesai, dan saya selalu dibuat tersenyum oleh hal-hal baru sebagai perwujudan kehadiran Allah. Itu sekedar pengalaman saya, mungkin Anda punya pengalaman yang berbeda.