Sugeng berdiri di ujung jalan yang sepi, matanya kosong memandang ke arah rumah tuanya yang kini tampak usang. Rumah itu dulunya penuh dengan tawa dan kebahagiaan, tetapi sekarang hanya ada kenangan pahit yang menghantui. Ia datang kembali setelah bertahun-tahun menghindar, meninggalkan rumah, dan memilih untuk hidup dalam bayang-bayang kesalahan yang tak bisa diubah.
KEMBALI KE ARTIKEL