Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cemburu dengan Si Cacat

26 April 2012   14:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:04 191 0

Bumi berderak. Tanah berguncang. Angin berputar menghempas. Pohon-pohon tak merindangi sosok yang berlarian di bawah namun malah mencekik mereka. Rumah bukan lagi tempat tinggal yang sekejap beralih fungsi menjadi kuburan. Aku limbung. Aku baru saja memetik buah durian yang akan kuserahkan kepada warga kampung sebagai perayaan menyambut datangnya bulan puasa. Suka cita berlalu berganti derita. Sempat kupikir jeritan anak-anak adalah kegirangan mendengar rebana mulai bertabuh. Tapi aku salah. Itu adalah jerit memilukan orang-orang yang berusaha mempertahankan napas mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun