Malam ini, hatiku berkelana kembali ke ruang atas, tempat di mana aku merasakan kehadiran-Mu begitu nyata. Aku melihat para murid-Mu bersembunyi, takut dan sedih setelah peristiwa penyaliban. Tapi aku tak bisa bersembunyi, hanya air mata yang mengalir di pipiku, membasahi hatiku yang terluka. Langit mendung, seperti hatiku yang dipenuhi kesedihan. Lalu, imajinasiku membawaku ke rumah retret Jedong, tempat yang begitu istimewa bagiku.Â
KEMBALI KE ARTIKEL