[caption id="attachment_119464" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Benar-benar saya tak habis pikir dengan dosen satu ini. Sebutlah namanya Dosen Chang. Dia mengajar mata kuliah Sastra China Modern di universitas saya. Di Indonesia maupun di China, saya selalu diajari oleh guru-guru saya, kalau mau menggunakan referensi dari tulisan orang lain harus selalu mencantumkan sumbernya. Istilahnya, jangan copas! (Copas aja udah dilarang kan di Kompasiana, hehehe) Bahkan ada seorang dosen lain di sini yang sangat menitikberatkan hal ini. Ia mengatakan bahwa kalau kami ketahuan copas dalam mengerjakan tugas-tugas pelajarannya, ia akan dengan senang hati tidak meluluskan kami. Dalam penulisan skripsi juga, copas adalah hal yang sangat diharamkan di universitas kami. Beberapa murid yang ketahuan skripsinya copas atau terjemahan murni tanpa mencantumkan referensi, tidak akan diloloskan. Dosen Chang ini, berbeda dengan yang lain, malah mengajari kami copas. Ceritanya, kami diberi tugas menganalisis satu tokoh dalam novel atau cerpen China modern. Anda tahu seperti apa dia menyuruh kami mengerjakannya? "Gini ya anak-anak... karena kalau kalian menganalisis sendiri hasilnya pasti kurang bagus, kalian cari di internet, pasti banyak artikel yang menganalisis tokoh-tokoh ini. Lalu kalian copas aja, jangan tulis sendiri. Cuman, formatnya harus disesuaikan ya dengan yang saya minta...." Ya, kira-kira begitulah kalau saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Saya dan sebagian teman kaget. Seorang dosen sastra, bisa-bisanya tidak sedikitpun menghargai hasil karya orang lain! Bisa-bisanya mengajari muridnya untuk copas! Belakangan, saya mendengar kabar bahwa seorang murid asal Thailand yang dalam penulisan skripsinya dibimbing oleh Dosen Chang, skripsinya tidak diloloskan karena ketahuan skripsi itu seluruhnya diterjemahkan murni dari skripsi orang lain (skripsi aslinya dalam bahasa Thai). Saya pikir, wajar saja, wong guru pembimbingnya udah ngasih contoh nggak baik! Ampun deh... emang benar kata pepatah: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.... Dosennya aja model begini, muridnya jadinya kayak apa nanti?
KEMBALI KE ARTIKEL