Betapa peristiwa kekerasan tersebut membuat para korban jajak pendapat yang sebagian besar masih berada pada usia anak-anak mengalami trauma berkepanjangan. Belum lagi kurangnya pendampingan dari sisi emosional, yang akhirnya berdampak pada ketidakmampuan mereka untuk memenuhi salah satu tugas perkembangan sebagai seorang pribadi yang beranjak remaja. Hal tersebut menggerakan hati 5 orang mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memberikan pendampingan dalam bentuk Membangun Kematangan Emosi para generasi muda korban jajak pendapat melalui metode Senam Ketawa, Refleksi Diri dan Outbond.
Mengapa kami memilih ketiga metode ini? Karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya serta beberapa buku referensi yang pernah kami baca, kami menemukan bahwa ketiga metode ini saling berkaitan satu sama lain untuk menguatkan proses pembangunan kematangan emosi seorang pribadi. Seperti yang kita ketahui Metode Outbond dan Refleksi Diri dapat membantu seseorang untuk menjalin relasi dan kerjasama yang baik dengan orang lain, mampu berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah, berani mengungkapkan pendapat, mampu memahami kekurangan dan kelebihan dalam diri, serta melatih kita untuk lebih mengenal dan memahami pribadi orang lain. Sementara Metode Senam Ketawa adalah cara untuk menciptakan kondisi dimana seseorang mampu menyeleraskan kembali antara kesehatan jiwa, raga, serta pikiran mereka, melalui kegiatan tertawa bersama-sama yang bertujuan untuk menciptakan suasana bersemangat, senang, dan tentunya mampu membangun sikap positif akan pengelolaan emosi yang stabil guna mengembangkan kepribadian yang utuh dan optimal. Manfaat dari tertawa itu sendiri, diantaranya: menurunkan tingkat stress, meningkatkan hormon bahagia (endorphin) sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan, pelepasan emosi, serta meningkatkan hubungan sosial. Metode senam ketawa tidak dapat dilakukan dalam sekali pertemuan langsung, namun harus melalui banyak proses agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Seiring berjalannya waktu efek senam ketawa dapat terlihat dalam jangka pendek asal berkelanjutan. Metode senam ketawa merupakan salah satu metode dengan cara membangkitkan pikiran positif dan mengurangi asam dalam tubuh yang seringkali menimbulkan penyakit. Senam ketawa dimulai dengan pemanasan dan rangsangan kecil pada bagian wajah, seperti: mata, pipi, dahi, dan mulut. Setelah proses pemanasan dan rangsangan kecil pada bagian wajah tersebut, langkah selanjutnya ialah melalui gerakan-gerakan kecil yang menggunakan seluruh bagian tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki. Pada proses senam ketawa, setiap bagian diberikan masukan energi postif, bukan hanya berasal dari gerakan, melainkan juga berasal dari ungkapan-ungkapan positif yang dilontarkan dengan gembira. Senam ketawa diakhiri dengan gerakan relaksasi yang berguna untuk merenggangkan otot-otot bagian tubuh, menetralisir keseimbangan tubuh dan memperbesar masukkan energi positif dalam diri.
Pendampingan dengan tema Membangun Kematangan Emosi dengan Metode Senam Ketawa, Refleksi Diri dan Outbond ini berlangsung selama 4 bulan. Pendampingan di lakukan setiap hari Sabtu dan Minggu. Selama 4 bulan masa pendampingan, kelima mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini ikut serta dalam kegiatan sehari-hari para remaja di Panti Asuhan Taman Bina Anak Bangsa dari pagi hingga malam hari selama 2 hari berturut-turut. Hal tersebut membuat kelima mahasiswa lebih mengenal dan memahami karakter para remaja dengan lebih dekat, bahkan terjalin hubungan yang erat diantara kelima mahasiswa dengan para remaja di Panti Asuhan Taman Bina Anak Bangsa Wonosari.
Saat ini setelah pendampingan selesai dilaksanakan, para remaja di Panti Asuhan Taman Bina Anak Bangsa telah mengalami peningkatan kematangan emosi secara signifikan sehingga lebih siap dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan permasalahan hidup. Hal tersebut terlihat dari perubahan ekspresi wajah mereka yang lebih ceria dan bersemangat, keberanian dalam mengungkapkan pendapat, keberanian untuk mengungkapkan perasaan, keberanian untuk mengekspresikan emosi mereka, serta kemampuan mereka untuk lebih menghargai pendapat orang lain di sekitar mereka. Tidak hanya itu, bahkan 3 orang diantara mereka sudah mampu menjadi pendamping senam ketawa yang cukup baik di kalangan para remaja Panti Asuhan Taman Bina Anak Bangsa Wonosari sendiri dan juga dikalangan masyarakat sekitar mereka.
Walaupun masa pendampingan sudah berakhir, namun kelima mahasiswa Universitas Sanata Dharma ini masih melakukan follow up atau pemantauan keberlanjutan program. Tidak ketinggalan kelima mahasiswa tetap menjalin hubungan kekeluargaan yang baik dengan para remaja di Panti Asuhan Taman Bina Anak Bangsa Wonosari lewat jejaring sosial. (progo)