pada jalanan di bawah hujan salju
sesekali hanya terlihat seseorang
sedang menyalakan sebatang rokok
lalu berlalu
setiap langkah menjadi lebih berat
dari seharusnya
dan hampir semua penduduk berbondong-bondong
berbelok di kanan depan jalan
segelintir orang menunggu
dan memiliki keraguan yang tergurat di wajahnya
aku ingin terus maju, berjalan lurus
tetapi kubentur sebuah tembok
yang lebih arogan dari iblis
tidakkah ada yang pernah mencoba
untuk mendobrak tembok ini
pikiranku buntu dan terjebak
dalam hujan salju yang tak putus-putus
sambil kukenang ibuku juga perempuan
yang kucintai keduanya dengan tulus
lupa kukatakan aku telah dewasa
dan ada pergumulan luar biasa
ketika pikiranku selalu meragukan tuhan
sementara hatiku tidak demikian
saat-saat itulah aku merasakan kebahagiaan
sekaligus kegetiran
mana situasi yang lebih baik antara
ketika sesuatu yang kupercayai ada ternyata tak ada
atau ketika sesuatu yang tak kupercayai ada malah ada
diri ini sungguh keras dan bebal
seperti jalanan beraspal
pada sebuah hujan salju
sampai kapan, aku tak tahu