Dulu sewaktu saya masih bekerja sebagai
Junior English Article Writer, dulu sewaktu saya merasa suntuk untuk menulis
travel destination yang bahkan tidak pernah saya kunjungi. Pilihan saya selalu tertuju pada makanan. Entahlah, menurut saya makanan di Indonesia itu sangat beragam, membayangkan kalau mereka di
franchise-kan
worldwide pasti akan sangat membanggakan sekali (Ok, ini pleonasme). Dari tempat saya tinggal saja, saya sudah bisa menemukafn banyak makanan khas. [caption id="" align="aligncenter" width="336" caption="Rengginang Khas Pasuruan"] [/caption] Makanan khas itu antara lain, rengginang. Rengginang di Pasuruan rasanya cenderung asin, asinnya diambil dari terasi. Kalau rengginang di Jember cenderung manis, jangan tanya manisnya dari mana, pasti dari gula hehehe... Saya pribadi
sih lebih suka yang asin, mungkin karena pada awal tau rengginang taunya langsung yang asin. Yah, itu
sih selera masing-masing ya... [caption id="" align="aligncenter" width="376" caption="Suwar-suwir Khas Jember"][/caption] Selain rengginang ada lagi suwar-suwir. Kalau suwar-suwir ini saya temukan di Jember. Makanan yang sering disuguhkan oleh orang-orang sewaktu Lebaran tiba. Suwar-suwir itu rasanya khas, dibilang manis
ga, dibilang asam
ga, tapi sebagai
clue, ini semacam sari dari tape, jadi ada gambaran kan? [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Kupang Kraton"][/caption] Di Pasuruan yang paling saya
kangenin adalah kupang dan bipang. Kupang Keraton yang terdiri dari kerang dan lontong, bumbunya bawang putih dan petis kalau tidak salah. Hanya IDR 2.000 di jaman-jaman SMA. Jangan bilang sudah pernah ke Pasuruan kalau belum makan kupang keraton. Dulu awal mencicipi saya sempat jijik dengan
appereance-nya, tapi sekarang jadi ketagihan dan kangen parah. Di Jakarta Kupang Kraton
ga ada! [caption id="" align="aligncenter" width="358" caption="Bipang Jangkar"][/caption] Bipang lain lagi, bipang semacam snack. Dibuat oleh Cina Peranakan awalnya di Pasuruan. Yang terkenal disana namanya Bipang Jangkar. Kenapa jangkar? Karena dulunya Pasuruan dikenal dengan Kota Pelabuha, dulu pelabuhannya bisa dibanggakan, ketika sekarang pelabuhannya terbengkalai dan menyedihkan. Pasuruan kan kota tua. Kata guru sosiologi saya dulu dalam Babat Tanah Jawa kota Pasuruan sudah ditulis dengan nama Paravan. [caption id="" align="aligncenter" width="175" caption="Sate Laler"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL