Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Senior, Humble Donk?!

20 Juli 2010   16:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:43 148 0
"E... kesini kamu...", panggil salah seorang seniorku di tempat ibadah.

Sambil merapikan jas pelayananku, aku berjalan ke arah dia sambil tersenyum.

"Ada apa kak?", tanyaku pada waktu sudah berdiri di depannya.

"Kamu itu ya, kamu itu masih baru disini, baru juga lolos audisi buat bisa pelayanan menyanyi disini, kamu itu masih anak baru tau. Kalau datang itu ya harus menyapa yang senior, jabat tangan mereka, bilang salam. Itu sudah ada beberapa senior yang menegur aku barusan, aku disuruh bilangin kamu untuk hormat ama senior. Ingat ya E."

Duh.... Aku hanya bisa menganggukkan kepala dan tersenyum ke seniorku, lalu pamit untuk ke atas panggung untuk memulai pelayanan menyanyiku.

"Tuhan... kembalikan mood aku ya... mau pelayanan ini... hiks... ", doaku dalam hati.

Akhirnya selesai sudah ibadahku hari ini, aku buru-buru keluar dan menyetir mobil pulang.

Kebiasaan buruk pun mulai, melamun sambil menyetir, melamunkan kejadian tadi. Melamunkan tentang para senior. Melamunkan kesombongan mereka. Melamunkan betapa marahnya mereka ketika "anak baru" ini tidak bersalaman, padahal aku tadi sudah tersenyum kepada mereka sewaktu datang tadi. Aku pikir itu sudah cukup. Ternyata senyumku belum cukup, padahal banyak yang bilang senyumku manis loh, hihi kok jadi narsis sih....

Ah... Pusing aku...  Baru juga bisa masuk dalam pelayanan lewat proses audisi yang ketat, dites nyanyi macam-macam pula, yang lagunya "nge-beat" yang lagunya "nge-slow" yang lagunya dinaikkan terus nadanya, macam-macam tesnya. Ya bisa dimaklumi, tempat ibadah yang besar, jemaat mencapai ribuan orang, sudah pasti tidak boleh sembarangan orang masuk untuk pelayanan. Udah senang bisa lolos, ternyata hari pertama pelayanan seperti ini.

Hm.... Daripada kebiasaan burukku melamun sambil menyetir ini tambah membuat aku kehilangan konsentrasi terus menabrak orang, mending aku menelepon salah seorang temanku saja ( sama aja ya, menelepon sambil menyetir bukannya bahaya juga, hihi... nggak kok, kan pakai handsfree... ).

"Halo, lagi ngapain?"

"Gak ada, lagi nyantai aja di rumah, ini kan minggu waktunya Si-Buk ( Sitik-sitik Bubuk ) hehe... ada apa princess ?"

"Gak ada, cuman lagi sebel aja, temenin aku ya di telpon."

"Pancet ae arek iki, lagi nyetir ini pasti kan, sebel napa princess ?"

Dan berceritalah aku.... bla... bla... bla...

Temenku yang disana betah banget ya dengerin aku ngomong, hihi... Cuman tanggapin dengan "hm", "masak sih", "terus". Bener-bener a good listener, two thumbs up for you my friend !

"Sudah.... sudah aku laporin semuanya. Laporan selesai. hehe..."

"Thank God udah selesai. hahaha..."

"Yeeee.... Berarti dari tadi dengerin uneg-unegku terpaksa nih, ngambek dot com..."

"Hahaha... gak sih... cuman sekarang waktunya aku yang bicara. Gantian kan."

Sambil manyun aku mengangguk-anggukkan kepalaku, tapi baru nyadar kalau dia kan nggak bisa lihat anggukan kepalaku, buru-buru aku jawab "iya".

"Princess, kenapa kamu sebel lihat para senior kamu ? Sebel ama kesombongan mereka ? Ada orang yang pernah berkata seperti ini ke aku, memang kasihan seseorang yang tertimpa masalah, tapi lebih kasihan lagi ketika dia tidak mampu belajar dari masalah itu."

Nah, menurutku inilah yang bisa kamu pelajari dari masalahmu :

1) Belajar untuk tidak menjadi seperti mereka

Melihat orang sombong sebel banget ya rasanya ? Nah, ingat-ingatlah perasaan sebel kamu ini ketika suatu saat kamu menjadi senior seperti mereka, jangan membuat orang lain sebel sama kamu loh. Teladanilah Tuhan kita yang memberikan contoh membasuh kaki ke-12 muridnya. Semakin "besar" seseorang dalam posisi mereka seharusnya mereka semakin "merendah", bukan rendah diri yang berarti minder loh, tapi rendah hati.

2) Belajar untuk melihat bahwa semua terjadi karena sebuah alasan

Hari pertama pelayanan kamu sudah dikasih SP, hehe istilahku tuh... well.... mungkin ini adalah maksud Tuhan untuk membentuk kamu, melatih kesabaran kamu dan mengikis ke-aku-an kamu juga, selamat ya princess, kalau dulu kamu adalah bayi rohani yang makanannya adalah susu, sekarang udah naik kelas loh dikasih makanan keras tuh, mau kan naik kelas ?

3) Belajar untuk tidak menyalahkan suatu aliran tapi melihat lebih jauh lagi ke dalam

Dari curhatmu barusan ini aku tahu kalau kamu menyalahkan tempat ibadahmu yang baru ini, yang punya jemaat banyak sampai ribuan jumlahnya. Aku tahu bahwa diam-diam kamu berpikir kalau misalnya kamu melayani di tempat ibadah yang lebih kecil pasti tidak akan menemui hal seperti ini. Sama saja kok princess, mau melayani dimana pun juga, pasti kamu juga akan menemui orang-orang yang seperti itu, yang menganggap kedudukan adalah sesuatu yang harus diberikan penghormatan lebih. Banyak kok serigala berbulu domba, kelihatan rohani sekali waktu didalam tempat ibadah tapi begitu diluar banyak main politiknya, sampai ada yang komersialisasi agama segala loh, agama dipakai untuk cari uang, duh ampunilah mereka Tuhan... By the way, jangan jadi patah semangat ya dengerin penjelasanku ini, kalau misalnya itu menimpa diri kamu suatu hari, ingatlah, yang kamu layani adalah Tuhan bukan mereka, jadi terus maju ya.

"Ya udah, udah cukup aku bicara nih. Princess pasti juga udah dekat rumah kan ? Yang "adem" ya, minum ice cream kesukaan kamu aja di rumah kalau belum "adem" juga. hahaha...."

"Hahaha... ada-ada aja ya kamu... okay deh.. thank you ya buat wejangan tanpa wedang jahenya... loh kok malah ke wedang jahe ya, tambah panas ntar, hihi... tha tha...."

Tin... Tin... pintu gerbang terbuka... masuklah mobilku.... dengan "adem" aku turun dari mobil dan masuk ke rumah.

Thank you God, telah "berbicara" melalui temanku....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun