[caption id="attachment_149449" align="alignright" width="350" caption="Wim Rijsbergen, Pelatih Timnas Indonesia (Foto: Donny Afroni)"][/caption] Kekalahan Timnas Sepakbola Indonesia melawan Iran 1 - 4, kemarin malam di Gelora Bung Karno pada penyisihan Pra Piala DUnia Brazil 2014 menunjukkan sudah saatnya mengakhiri dominas pelatih asing pada Timnas Indonesia. Wim Rijsbergen yang pernah berlaga pada Piala Dunia melawan Timnas Belanda yang sekarang melatih Timnas Indonesia bukan jaminan pada prestasi pada tingkat dunia. Agenda yang paling penting dibenahi adalah iklim kompetisi domestik, mulai dari perbaikan regulasi liga yang mengakomodir pemain-pemain lokal hingga pembinaan pesepakbola usia muda pada penyertaan dalam kompetisi profesional. Regulasi kompetisi yang baik akan menghasilkan para pemain sepakbola yang prospektif dikancah sepakbola internasional. Tidak perlu harus belajar iklim kompetisi sepakbola ke Eropa, cukup belajar pada liga-liga profesional di Asia, seperti Liga Jepang atau Liga Korea. Moncernya prestasi tim nasional mereka karena ditunjang oleh iklim kompetisi sepakbola yang sehat. Meski sama-sama berbadan pendek dengan tubuh pemain Indonesia, pesepakbola Korea dan Jepang mampu menyuguhkan permainan yang atraktif dan enak ditonton. Prestasi merekapun sudah pada tingkat dunia dengan menjadi langganan tampil pada Piala Dunia. Karena itu, agenda para petinggi PSSI adalah membenahi iklim kompetisi dengan regulasi yang memungkinkan tumbuhnya para pemain sepakbola profesional. Disamping itu, PSSI harus berani membuat terobosan mengirim para anak bangsa yang memiliki talenta sepakbola ke klub-klub Eropa untuk merasakan ketatnya kompetisi dan profesionalnya regulasi kompetisi mereka.
KEMBALI KE ARTIKEL