Secara logika saya tidak terlalu yakin bahwa merekalah komplotan penyebar sms penipuan dengan label "SMS Mama". Mereka warga negara asing yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Kalau pun mereka melakukan penerjemahan melalui google translate tidaklah sebagus bagi pengguna bahasa Indonesia sehari-hari. Jadi patut diduga mereka memiliki modus operandi lain yang perlu diungkap polisi secara terbuka ke publik.
Ternyata logika saya diperkuat pada kejadian hari ini (Selasa, 14/6/11). Penipuan melalui handphone SMS Mama tetap melancarkan aksinya. Pada pukul 10.08 AM dari nomor handphone +6285399836431 masuk pada ponsel saya berisi: "Minta tolong kirimkan dulu pulsa AS 20 ribu di nomor ini. Sekarang penting. Nanti pi q ganti. Dari Ani". Melihat logat bahasanya pada kata "nanti pi q ganti" menandakan pelakunya berasal dari lokal Sulawesi Selatan. Apakah komplotan warga negara asing itu bisa bahasa Indonesia dengan dialek Makassar? Rasanya tidak mungkin.
Karena itu, jujurlah pak polisi: apa sebenarnya modus operandi komplotan penjahat warga negara asing yang berjumlah 177 orang itu?