Sang mama pagi-pagi sudah memasak dua butir telur sebagai bekal untuk Maulid. Setelah dimasak kemudian dihias dengan kesumba warna agar nampak meriah. Setelah itu digantung pada sebuah kayu sebagai gantungan. Kayu yang panjangnya sekitar 30 cm itu dihiasi pula dengan kertas warna-warni sementara pada ujungnya dibuat runcing agar memudahkan ditancapkan pada sebuah batang pisang yang sudah dihias pula di sekolah.
Setelah tiba disekolah, Uje disambut ibu guru Kamaria. Dua butir telah ditelah dihias kemudian diserahkan kepada ibu guru Jia, panggilan akrab ibu guru, lalu ditancapkan kepada dua batang pisang yang berdiri pada masing-masing pojok kanan dan kiri panggung. Selain siswa diwajibkan bawa dua butir telur hias, beberapa siswa TK Dian atas inisiatif sendiri membawa bakul-bakul kecil dan ember kecil yang lagi-lagi sudah dihias kertas warna-warni dengan telur hias diatasnya.
Sekitar pukul 09.00 pagi, halaman sekolah TK Dian yang terletak di Komplek Hartaco Sudiang Makassar benar-benar meriah. Para orangtua siswa PAUD/TK Dian antusias mendatangi tempat perayaan Maulid. Nampak penceramah mauled dan pengawas TK dari Dinas Pendidikan sebagai pejabat pemerintah hadir. Beberapa istri dari pejabat setingkat RW dan RT juga hadir.
Sebelum acara inti hikmah maulid dengan tema “membina anak cerdas”, siswa-siswa PAUD/TK Dian berbaris menaiki panggung. Diatas panggung ada yang berdiri, ada yang duduk. Satu persatu siswa TK mempertunjukkan kemampuannya membaca doa-doa keseharian, seperti doa sebelum makan, doa sesudah makan, doa sebelum tidur, doa sesudah tidur, dan doa-doa lainnya. Uje tidak diberikan kesempatan membaca doa, karena sering malu-malu tampil di depan umum. Padahal Uje sudah menghapal doa-doa itu sebelum masuk menjadi siswa PAUD/TK Dian. Beberapa teman-temannya yang tampil membaca doa tampak tidak menguasai doa ketimbang Uje yang sudah mahir berdoa.