“Kita bisa menggelar uji coba ini, karena memiliki koneksi yang kuat di Australia. Kemungkinan besar kami bermain dengan tim di Brisbane Premier League, atau Queensland League," ujar asisten pelatih Wolfgang Pikal. Ya, setelah membeli klub A-League Brisbane Roar, keluarga Bakrie memang punya koneksi yang cukup kuat di persepakbolaan Australia. Sayangnya, koneksi tersebut tetap tidak mampu membuat tim TRG bisa bertanding dengan klub profesional di Australia.
Klub-klub yang rencananya akan diajak beruji tanding oleh tim TRG ternyata hanya sekelas tim amatir. Dalam sistem persepakbolaan Australia, Brisbane Premier League adalah kompetisi amatir, 3 tingkat dibawah A-League sebagai top tier kompetisi di negeri kangguru. Dalam kompetisi ini terdapat 14 klub. Sedangkan Queensland Premier League yang berisi 12 klub adalah kompetisi semi pro, dua tingkat dibawah A-League. Sampai saat ini belum ada kabar klub mana saja yang akan diajak beruji tanding oleh tim TRG.
Mengapa tim TRG tidak bisa beruji tanding dengan klub profesional? Ternyata, pamor dan koneksi Bakrie di Australia belum cukup meyakinkan klub-klub pro di Australia, bahkan klubnya sendiri Brisbane Roar untuk bersedia bertanding melawan tim TRG. Hal ini disebabkan publik sepakbola Australia sudah mengetahui, bahwa tim TRG hanyalah tim sempalan, ilegal dan tidak berafiliasi dengan AFC/FIFA. Melawan tim TRG sama saja dengan mengundang hukuman dari FFA. Selain masalah legalitas, tim TRG juga terkendala masalah biaya. Untuk mengundang/mengajak bertanding tim pro di Australia dikabarkan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Â Selain itu, kompetisi A-League juga sudah dimulai bulan Oktober ini. Jadilah tim TRG terpaksa harus puas melawan klub-klub amatir saja.