Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Bingungnya Alfred Riedl dan 'Timnas' KPSI

4 September 2012   16:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 4123 12
Untuk kedua kalinya, KPSI menunjuk Alfred Riedl sebagai pelatih 'timnas' yang mereka bentuk. Dalam program Kabar Petang di TV One, Alfred Riedl tampil menjelaskan paparan program kerjanya. Diantaranya adalah pemusatan latihan yang rencananya akan dilaksanakan di Malang, serta agenda ujicoba dengan beberapa negara. Namun, ketika ditanya negara mana saja yang akan diundang untuk friendly match, Riedl terlihat sedikit gelagapan menjawabnya. Pertama dia menjawab ada lima negara, namun kemudian diralatnya dengan menyebut Korea Selatan, dan akhirnya diralat lagi dengan agenda try out ke Australia.

Mengapa KPSI (Alfred Riedl) terkesan bingung dengan agenda 'timnas'nya? Tentu saja, mana ada negara didunia ini yang mau bertanding dengan sebuah tim tidak resmi? Dari sebuah sumber didapatkan informasi, bahwa untuk agenda ujicoba, ‎'Timnas' KPSI melayangkan surat pada 8 federasi negara lain untuk laga friendly match. Tiga negara langsung menolak mentah-mentah yakni Korsel (dengan harapan bisa menandingi timnas PSSI yang melawan Korut), Vietnam (mereka mau membelokkan jadwal resmi, jadi dikirimlah surat yang menyatakan timnas yang akan dihadapi itu 'timnas' KPSI), dan Maladewa. Sedangkan lima negara lainnya belum mengirimkan balasan, yakni Australia (faktor Brisbane Roar, padahal Australia sudah menjadwalkan friendly match lawan Lebanon tanggal 6 sept), Laos (faktor Alfred Riedl), Irak (padahal friendly match lawan thailand tanggal 1 kemarin ditunda), Uruguay (faktor SAD), dan Singapura. Sambil menunggu jawaban, 'timnas' KPSI akan bertanding melawan klub lokal, yakni Arema (ISL), Sriwijaya FC dan Pelita Jaya atau Persipura.

Kebingungan Alfred Riedl jelas akan bertambah kalau dia melihat kalender FIFA. Hingga akhir tahun 2012 ini, FIFA menjadwalkan laga ujicoba yang bisa tercatat resmi di FIFA berlangsung tanggal 7-11 September, 12-16 October dan 14 November. Dengan TC 'timnas' KPSI yang dimulai tanggal 6 September mendatang, jelas tidak mungkin mereka akan bisa menggelar friendly match di bulan September ini. Dan di pertengahan bulan September ini, tim Joint Committe PSSI akan mengadakan pertemuan lagi, dengan salah satu agendanya adalah membahas tentang pelarangan pemain masuk timnas. Jika sampai dalam rapat yang juga akan dihadiri oleh perwakilan FIFA tersebut mengetok palu, bahwa timnas itu hanya satu, tamatlah karir Riedl, yang nanti akan tercatat dalam buku rekor sebagai pelatih timnas tersingkat didunia.

Dan bagaimana pula pihak KPSI bisa mendaftarkan laga ujicoba mereka ke FIFA, jika dalam pendaftaran tersebut diharuskan mencantumkan kop surat dan tanda tangan ketua federasi yang sah? Yang dalam hal ini masih dijabat oleh Djohar Arifin? Kebingungan KPSI pun seakan semakin bertambah dengan komentar dari La Nyalla terkait pertandingan ujicoba melawan Korea Utara dalam turnamen SCTV Cup. Menanggapi pertandingan tersebut, La Nyalla mengatakan, “Kita mau lepas pemain kita kalau itu masuk kalender FIFA. Tetapi syaratnya, kita melepasnya ke Joint Committee, karena kita bicara organisasi.” Tidakkah La Nyalla melihat kalender resmi di website FIFA, bahwa pertandingan tersebut sudah didaftarkan dan masuk agenda resmi? Yang lebih menggelikan lagi adalah pernyataan dari Djoko Driyono. Anggota Joint Committee itu memastikan jika para pemain Tim Nasional bentukan KPSI tidak akan terjun di ajang SCTV Cup, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, 9-10 September. Tentu saja mereka tidak bisa ikut karena tidak terdaftar. Logika manakah yang dipakai oleh orang-orang tersebut? Sungguh, saya gagal paham.

Pernyataan La Nyalla dan Djoko Driyono itu bagaikan sebuah ungkapan kegalauan, karena sesungguhnya di bawah alam sadarnya mereka tahu 'timnas' KPSI tak akan bisa bertanding dan mendapatkan lawan dari negara lain. Karena itulah dia iri dengan timnas PSSI yang resmi, yang sudah mendapatkan berbagai tawaran ujicoba.





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun