Ironis sekali. Apa yang ditunjukkan Bepe ternyata mencederai arti sebuah fair play. Seperti dulu yang pernah ditulis oleh Bepe mengomentari hasil pertandingan antara Arema vs Persija di tahun 2009, di web pribadinya. Bepe secara khusus menyebut pemain Arema Boston Brown sebagai "Pengecut" karena mencetak gol ketika bola dalam posisi fair play, dan menyuruh pemain bernomor punggung 50 itu belajar lagi tentang arti fair play. Tak dinyana, hari ini Bepe seperti termakan omongannya sendiri.
Dalam tulisannya bertajuk "My Game Is Fair Play", Bepe tak lupa menyebutkan contoh-contoh kasus bola fair play. Seperti Paolo Di Canio yang rela membuang bola di depan mulut gawang yang kosong hanya karena dia melihat penjaga gawang lawan cedera di lapangan. Atau ketika Bepe mengecam Budi Sudarsono yang mencetak gol dari bola fair play ketika melawan Persib.
Jika masih kurang, mungkin berita ini bisa saya tambahkan sebagai bahan pembelajaran tentang fair play.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kejadian unik nan langka ini terjadi pada pertandingan Liga Norwegia akhir pekan (18/04/2012) kemarin saat Lillestrom menjamu Brann. Adegan “sepakbola gajah” mewarnai laga ini, tapi semata-mata dilakukan atas dasar fair-play.
Insiden dimulai saat kapten Brann, Erik Mjelde, melakukan tendangan fair play ke arah daerah pertahanan Lillestrom. Tapi, karena tendangan Mjelde terlalu kencang, bola yang sempat memantul gagal dihalau kiper Lillestrom, Stefan Magnusson, sehingga bola pun masuk ke gawang. GOL!!!
Mjelde sadar ia tak bermaksud mencetak gol, ia pun langsung membuat gestur seakan ingin meminta maaf. Rekan-rekan setimnya setuju untuk membiarkan Lillestrom mencetak gol balasan. Tapi rupanya ide itu ditolak kiper Brann, Piotr Leciejewski.
Kiper asal Polandia itu tampak emosi dan marah-marah atas ide rekan-rekannya yang ingin “mengorbankan” gawangnya dibobol pemain Lillestrom.
Tapi, skenario pun tetap berjalan. Setelah kick-off, pemain-pemain Brann membiarkan striker Lillestrom menggiring bola untuk mencetak gol. Leciejewski sempat berusaha menghalau bola, tapi tetap saja gawangnya bobol. GOL!!!
Situasi pun jadi impas. Brann mencetak gol “tak sengaja” dari bola fair play, dan Lillestrom dibiarkan mencetak gol untuk “membayar” gol fair play tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bingung kalimat apa yang ingin saya tulis untuk menutup artikel ini, lebih baik saya kutip saja tulisan Bepe. ..........."Lebih daripada itu sebagai salah satu pemain nasional, saya mempunyai kewajiban secara moral untuk melindungi serta memberikan pengertian dan contoh yang baik tentang permainan sepakbola bagi generasi di bawah saya…