Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Benang Merah di Antara Bonekmania, Aremania, dan Persipuramania

18 Mei 2012   16:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07 4600 0
2006

Tak terima dengan hasil imbang 0-0 yang didapat Persebaya saat menjamu Arema di Stadion 10 November Surabaya, suporter Persebaya yang dikenal dengan julukan Bonek mengamuk. Para bonekmania merangsek masuk ke stadion dan merusak apa saja yang mereka lewati. Tak cukup dengan itu, di luar stadion, bonekmania membakar mobil siaran milik ANTV dan lima mobil lainnya, dua diantaranya adalah truk polisi.

Akibat kerusuhan tersebut, Persebaya dihukum oleh PSSI larangan bermain selama 2 tahun. Hukuman itu serasa bertambah berat ketika PSSI mewacanakan Persebaya tidak boleh bermain di kota Surabaya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2008

Tak puas dengan kepemimpinan wasit dalam pertandingan 8 besar Liga Indonesia, suporter Arema Malang, Aremania melampiaskan kekecewaannya dengan membakar stadion Brawijaya Kediri. Di luar stadion, ribuan penonton beratribut warna biru (warna kebesaran Aremania) juga terus melakukan pengrusakan. Hal itu membuat ratusan aparat keamanan melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap para pelaku. Di sepanjang jalan, para pendukung tim berjuluk Singo Edan itu melakukan aksi pengrusakan dan memecahkan kaca mobil yang lewat serta melempari rumah-rumah warga. Akibatnya, terjadi aksi saling kejar antara Aremania dan para warga yang marah.

PSSI kemudian hanya menghukum elemen suporter saja, dengan melarang Aremania memakai atribut suporter mereka selama dua tahun saat menonton Arema Malang di stadion. Sementara klubnya, Arema Malang, luput dari sanksi komisi disiplin.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2012

Ribuan suporter Persipura mengamuk setelah timnya dikalahkan Persija Jakarta dalam laga lanjutan ISL di stadion Mandala. Usai peluit akhir ditiup, suporter Persipura melempar botol ke lapangan, ratusan diantaranya tampak mengejar para pemain Persija. Polisi segera bertindak dengan melontarkan gas air mata. Selain membakar beberapa fasilitas stadion, mereka juga membakar beberapa mobil di sekitar stadion, termasuk truk milik TNI Angkatan Laut.

Sampai dengan saat ini, belum ada tanggapan dan tindakan dari PT. Liga Indonesia selaku penyelenggara kompetisi. Malah, pihak kepolisian menyatakan tetap akan mengijinkan Persipura bermain di stadion Mandala, meski dengan pengamanan yang diperketat. Terbukti ketika hari ini Persipura sukses menundukkan tamunya PSPS Pekanbaru.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada tiga kejadian rusuh suporter, dengan skala kejadian yang hampir sama, tapi perlakuan tindakan hukuman yang berbeda. Hal yang mirip lagi dari ketiga kejadian tersebut adalah, pihak-pihak dibelakang kompetisi juga dipegang oleh orang-orang yang sama sampai saat ini.

Ketika berbicara masalah hukum, maka yang diharapkan adalah sebuah keadilan. Apakah adil, ketika Bonekmania rusuh, Persebaya langsung dihukum 2 tahun larangan bertanding, ditambah larangan bertanding di kota Surabaya, tanpa mendengarkan pembelaan terlebih dahulu? Meskipun setelah itu, karena desakan dari beberapa tokoh masyarakat dan pejabat terkait yang memohon pada sang ketua PSSI dibalik jeruji penjara, hukuman tersebut kemudian diringankan.

Apakah adil, ketika Aremania berbuat rusuh, membakar stadion, merusak apa saja sepanjang perjalanan pulang, mereka hanya dihukum menanggalkan atribut suporter, tapi masih bisa menonton, dan klubnya lolos dari sanksi?

Apakah adil, ketika Persipuramania mengamuk, merusak stadion dan membakar kendaraan, tak ada tindakan apapun, malah pihak kepolisian masih mengijinkan Persipura bertanding hanya selang 5 hari kemudian?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun