PSSI melalu Wakil Ketua Umum Farid Rahman menyatakan, PSSI optimis pertemuan dengan tim Task Force AFCÂ akan menghasilkan solusi untuk perbaikan sepakbola Indonesia. Namun ia enggan membeberkan poin-poin pertemuan pihaknya bersama Task Force. Ia beralasan Task Force akan merilis hasil pertemuan tersebut. Namun kata Farid, PSSI tetap menghargai kerja Task Force menyelesaikan masalah sepak bola di Indonesia. "Untuk menghargai independensi Task Force, kami belum bisa sampaikan materi-materi yang dibicarakan,"ungkapnya.
Di pihak lain, La Nyalla Matalitti optimis konflik sepakbola Indonesia akan berakhir, paling tidak menurut mantan Exco PSSI ini, pada pertengahan Mei mendatang masalah ini akan beres. Dalam pertemuan itu pula, pihaknya juga menyerahkan dokumen dan berkas hasil KLB Ancol 18 Maret 2012 lalu, termasuk keabsahan pemilik suara yang hadir. Alhasil, tim Task Force menerima penyerahan dokumen tersebut. " Semua data KLB tidak bisa ditolak oleh AFC,"tandasnya.
Ada perbedaan yang sangat besar antara PSSI dan La Nyalla dalam menyikapi hasil pertemuan dengan AFC. PSSI sangat menghargai independensi AFC dan etika organisasi dengan tidak mengumumkan apapun hasil pertemuan tersebut. Sementara, La Nyalla dengan getol mengumbar optimisme bahwa AFC tidak bisa menolak data KLB, dan yakin sepenuhnya pihaknya akan diakui oleh AFC/FIFA.
Optimisme PSSI dalam pertemuan tersebut didasarkan untuk solusi perbaikan sepakbola Indonesia. Sedangkan optimisme La Nyalla hanya berputar pada pencarian legalitas dan pengakuan dari AFC. Tidak ada sedikitpun lontaran pernyataan dari La Nyalla untuk solusi kisruh sepakbola Indonesia, karena kenyataannya, mereka masih ngotot dan bernafsu untuk mencari pengakuan.
Bisa disimpulkan sendiri, pihak mana yang legowo dan menginginkan hasil terbaik untuk sepakbola Indonesia, dan pihak mana yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri.